14. || BERUANG KUTUB

54 6 0
                                    


Siang itu Alga mengajak Prim untuk pergi ke sebuah toko tas yang dimana toko tersebut adalah toko langganan Aneu saat masih hobi berbelanja bersama Zein. Prim merasa gembira teringat bagaimana bahagianya Aneu ketika di belikan tas oleh Zein. namun ia hanya bisa menghela nafas karena kenyataannya sekarang sudah menjadi kenangan.

"Prim kenapa diem?"

"Tas ini lucu, keinget Mama aja."

"Mau?"

"Nggak Kak."

"Kalau mau ambil aja."

"Nggak. bukan itu masalahnya, tapi toko ini banyak kenangannya." ucap Prim.

"Maksudnya?"

"Dulu sebelum Papa meninggal, Papa sering ajak Mama kesini terus Prim ikut."

"Sorry Prim."

"Nggak apa apa. Oh iya Kak, emang mau cari kado buat siapa?"

"Nyokap gue Prim, kira kira yang bagus yang mana yah?"

"Hmmm. kayaknya itu deh."

"Tapi nyokap nggak suka warna coklat Prim."

Saat keduanya asik memilih sebuah tas tiba tiba pandangan Prim terhenti pada gantungan kunci, ia tersenyum menghampiri gantungan berbentuk beruang kutub berukuran kecil. pikiran Prim teringat pada sosok Gibran yang terlihat dingin dan menggemaskan sama seperti boneka yang ia pegang sekarang.

 pikiran Prim teringat pada sosok Gibran yang terlihat dingin dan menggemaskan sama seperti boneka yang ia pegang sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Suka?"

"Iya Kak, lucu banget."

"Ambil aja, gue yang bayar."

"Nggak usah. Prim bawa uang kok."

"Ohh yaudah." ucap Alga mengangguk.

Seusai mencari kado untuk sang ibunda Alga, kemudian lelaki itu mengajak Prim ke tempat makan yang tak jauh dari toko tersebut. Prim menggelengkan kepalanya, tapi Alga tetap membujuk Prim agar mengangguk.

"Ayo dong Prim, anggap aja ini sebagai rasa terimakasih gue ke lo."

"Nggak Kak, lain waktu aja ya Kak."

"Kenapa sih lo kayak nggak mau temenan sama gue Prim?"

"Bukan gitu Kak Alga---"

"Karena gue bukan Gibran kan?"

"Ccck! Yaudah ayo Kak."

"Nah gitu dong."

"Tapi Prim lagi mau makan mie ayam Kak."

"Ayo."

Mengenal seorang Prim adalah sebuah rasa syukur bagi Alga. karena memang dari banyaknya perempuan yang ia dekati hanya Prim yang bisa menarik perhatian dirinya. Prim yang sulit di taklukan, Prim yang terkadang cuek ketika menerima kata kata manis dari mulut Alga, Prim yang begitu menggemaskan ketika bercerita panjang dan Prim yang lucu ketika tertawa, bagaimana Alga tidak bisa menyukainya kalau Prim saja bisa membuat Alga nyaman.

GIBRAN UNTUK PRIMILLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang