Pagi hari Prim tidak sengaja mendengar nama itu lagi, nama yang pernah di sebutkan oleh Jeni dan Nian sewaktu itu. Namun saat itu Prim mendengar dari mulut Bella, sahabatnya itu menyampaikan informasi terkait Emily. Bella mendekatkan bibirnya pada telinga Prim, membisik agar tak di dengar banyak orang.
"Gibran bakal ketemuan sama Emily, anak Bu Jeni."
"HAAAAA?"
"Sssstt berisik Primilly."
Untung saja di kelas tidak terlalu ramai, Gibran pun belum datang. Prim mendengar informasi itu terkejut.
"Kok bisa?"
"Bella tau darimana?"
"Kemarin gue balik sekolah nggak sengaja ngedenger obrolan Bu Jeni sama anaknya di mobil. Kata anaknya bilang gini, Bun, kapan Aku ketemu sama Gibran. gitu Prim."
"Yaudah lah nggak apa apa. Prim nggak ada hak buat kesel juga."
PRAAAAKKK.
Suara pintu kelas di pukul oleh salah satu orang yang baru saja masuk dari kelas, Prim menoleh pada lelaki yang sedang berdiri di ambang pintu. Siswa itu merupakan dari kelas sebelah, Prim terkejut ketika lelaki itu memanggil namanya.
"Yang namanya Prim, tolong dateng ke ruang guru."
"Kenapa?"
"Di tunggu sama Pak kepsek." jawab lelaki itu kemudian pergi berlalu.
"Lo ada masalah apa?"
"Perasaan Prim nggak punya tunggakan."
"Gue ikut."
"Daripada Bella ikit lebih baik bantuin Prim kerjain PR. Prim lupa soalnya."
"PR bahasa Indonesia?"
"Iya."
"Yaudah sini mana."
Saat melewati ambang pintu, Prim berpapasan dengan Gibran. kemudian ia menoleh pada lelaki yang lebih tinggi darinya itu, mengingat apa yang telah di informasikan oleh Bella. Sebetulnya pun ia penasaran, rencananya ia akan bertanya soal itu setelah jam pulang sekolah.
Di ruang guru kedua mata Prim menangkap seorang perempuan yang sudah ada di ruangan tersebut bersama Arman, kepala sekolah di SMA NIGRAYA. Dari kejauh Prim mengambil kesimpulan bahwa tatapan keduanya begitu serius. Prim melangkah dengan santai, tidak di temani Bella yang hanya menunggunya di luar saja.
"Ada apa ya Pak?"
"Langsung ke inti nya saja ya, jadi gini Bapak ingin meminta jawaban jujur tentang apa yang terjadi di hari lalu. Mengenai video yang sudah tersebar luas tentang perlakuan Hana saat itu yang kini menjadi viral."
Keberadaan Prim di ruang guru, di tandai sebagai korban bullying Hana. Namun Prim tidak ingin mempermasalahkan itu, karena itu sudah berlalu sudah menjadi pelajaran baginya.
Sementara guru tetap meminta jawaban Prim. akhirnya Prim menjelaskan apa yang sudah terjadi pada dirinya saat itu, memang benar Hana melakukan bullying terhadap adik kelasnya. Arman selaku kepala sekolah menjadi kesal kepada Hana, bagaimana tidak nama baik sekolah tercemar begitu saja.
"Tapi Pak, yang sebarin video itu siswa siswi lain."
"Bapak akan tetap hukum Kamu serta siswa yang sudah menyebarkan video itu. Bapak malu nama baik sekolah Kita jadi jelek di mata orang lain."
"Maaf Pak, lagian Prim yang cari gara gara duluan."
"Idih Kak Hana yang dorong Prim duluan juga."
"Iya itu karena lo deketin Gibran terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN UNTUK PRIMILLY
RomanceMencintai manusia paling cuek bukanlah keinginan Prim, tapi di cintai oleh Gibran adalah impiannya. "Senyumnya jangan sering di lihatin ke orang orang Gibran, buat Prim aja." "Kenapa?" "Senyum Gibran bikin mereka lupa diri. padahal kan Gibran udah...