"Besok libur, Gibran ke rumah Prim yah?"
"Ngapain?"
"Kita nonton drakor, nanti Prim bikinin mie ala ala korea gitu."
"Nggak."
Di atas sepeda Prim merasakan rasa sakit di kepalanya lagi, gadis itu mengepalkan kedua tangannya di atas kepala, beberapakali mata Prim terpejam menahan rasa sakit yang sedang menyerang. rupanya Gibran menyadari keheningan ketika dirinya masih mengayuh sepeda, suara gadis yang tengah ia boncengi itu mendadak tak terdengar lagi. Gibran menghentikan sepedahnya, tubuh lelaki itu memutar untuk melihat gadis di belakangnya itu, tampak Prim masih terdiam dan menahan rasa sakitnya itu.
"Heh lo kenapa?"
"Gibran, Prim nggak kuat."
"Ya udah turun dulu."
"Kepala Prim sakit."
"Lo tenang, lo duduk dulu disini."
Gibran mengajak Prim duduk di kursi besi berwarna hitam yang berada di pinggir trotoar. disana kepala Prim bersandar di bahu Gibran. kepalan tangan di atas kepala itu perlahan mulai menurun, hingga gadis itu tidak lagi merasakan sakit. Gibran menoleh pada perempuan bermata sipit itu, terlihat sangat kelelahan.
"Heh! Lo pingsan?" menepuk bahu Prim.
Prim tidak menjawab, yang jelas ia tidak lagi merasakan sakit di kepalanya. Namun lebih lucunya Prim malah mendengkur. suara itu terdengar dari mulut Prim. Gibran menghela nafas, lalu kepalanya menggeleng.
"Astaga."
"Heh, Prim bangun."
"Prim."
"Prim!!"
"Apasih?" tanya Prim dengan mata terpejam.
Gibran tampak kesal karena Prim semakin sulit di bangunkan dari tidurnya, akhirnya ia menggerakkan bahunya sehingga membuat kepala Prim terjatuh. Prim terusik kedua matanya perlahan terbuka melihat Gibran yang tengah sedang memandang lampu lampu jalanan. Seakan akan Gibran tidak mempedulikan Prim.
"Gibran Kita udah nyampe?"
"Lo tidur.
"HAAA?"
"Iya."
Lagi dan lagi suara ponsel dirinya bergetar, nama yang melintas di ponselnya masih sama. Jefri.
'PRIMILLLLYYYYY'
'IYAAAA KAKK INI BENTAR LAGI NYAMPE'
'Sama Gibran kan?'
'Iya ini sama Gibran.'
'Gibran nggak ngapa ngapain lo kan?'
'Gibran bikin Prim mabuk.' ucap Prim menyembunyikan tawanya di balik telpon.
Gibran mengernyitkan dahinya seketika tidak terima dengan jawaban yang di lontarkan oleh Prim.
'Haaa? Lo mabuk?'
'Iya mabuk asmara Kak'
'Babi.'
'HAHAHAHAHA. Kaget ya'
'Buruan balik bangke.'
'Iya Kak Jef sayang.'
.
.
.
.
.
.
Jefri mood banget kalau lagi marahin adiknya. hahaha..
maaf part ini terlalu singkat. di next yuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN UNTUK PRIMILLY
RomanceMencintai manusia paling cuek bukanlah keinginan Prim, tapi di cintai oleh Gibran adalah impiannya. "Senyumnya jangan sering di lihatin ke orang orang Gibran, buat Prim aja." "Kenapa?" "Senyum Gibran bikin mereka lupa diri. padahal kan Gibran udah...