Prim tidak tahu dan tidak mau tahu tentang rasa sakit yang kian menyerang dirinya secara tiba tiba, ia menganggap itu hanyalah rasa capek yang semata mata akan hilang dengan sendirinya. Selagi masih bisa berjalan, tersenyum, bahkan melihat Gibran adalah sebuah rasa syukurnya, kadangkala Prim merasa Gibran tidak akan pernah menjadi miliknya. Namun hal itu tidak membuat Prim mundur, apalagi harus pergi dari kehidupan Gibran. ia masih ingin melihat Gibran walaupun sebagai teman biasa.
"Gibraaaaannnn." Prim berlari kecil hendak memasuki gerbang sekolah.
"Gibran, ini buat Gibran." kata Prim memberi satu susu kotak strawberry.
"Lo gimana? Udah sehat?" tanya Gibran mengenai kondisi Prim malam tadi.
"Prim nggak apa apa. Gibran masih khawatir?"
"Lo udah baik banget sama gue, jadi nggak salah kan gue khawatir?" tanya Gibran menatap Prim.
Prim tertegun ketika mendengar ucapan Gibran, ia berhenti melangkah tapi tatapannya tak lepas dari Gibran.
"Kenapa?" tanya Gibran memutarkan tubuhnya.
"Gibran, jantung Prim."
"Jantung lo kenapa?" tanya Gibran seketika mendekati gadis itu.
"Jantung Prim jedag jedug."
Gibran menghela nafas, ia kembali melangkah pergi meninggalkan Prim, gadis itu berlari lalu menggandeng tangan Gibran hingga lelaki itu menggelengkan kepalanya. Tidak menyangka gandengan tangannya itu telah mengundang banyak pasang mata di sepanjang koridor menuju kelas. mereka memperhatikan keduanya, Gibran menyadari hal itu sehingga ia melepaskan tangan Prim yang melingkar di tangan kanannya.
"Prim tahu, Gibran pasti nggak mau kan Kita di gosipin lagi." ucap Prim tersenyum.
"Gue nggak mau jadi pusat perhatian."
"Iya iya Prim tahu kok, yaudah maaf ya. "
Ketika masuk ke dalam kelas, Prim melihat Alga yang sedang duduk bersama Bella. terlihat dari ambang pintu Alga dan Bella seperti saling melemparkan candaan.
Kedatangan Prim dan Gibran di kelas, membuat Alga terdiam menatap keduanya seketika tawanya memudar begitu saja.
Prim menghampiri Bella dengan suara khas nya yang menyebut nama sahabatnya itu.
"Bella."
"Prim lo berangkat bareng Gibran?" tanya Bella.
"Nggak. Kebetulan aja Kita ketemu di koridor." Ucap Prim sembari menyimpan ransel nya di meja.
"Kak Alga , tumben banget disini?"
"Masih kangen sama Bella nih Prim." ucap Alga tersenyum tipis.
"Padahal nanti juga ketemu lagi Kak." Kata Bella sedikit tersenyum malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN UNTUK PRIMILLY
RomanceMencintai manusia paling cuek bukanlah keinginan Prim, tapi di cintai oleh Gibran adalah impiannya. "Senyumnya jangan sering di lihatin ke orang orang Gibran, buat Prim aja." "Kenapa?" "Senyum Gibran bikin mereka lupa diri. padahal kan Gibran udah...