Bella menghampiri Prim begitu kegirangan, ia menggubriskan bahu Prim sembari berteriak kesenangan. Perempuan itu tidak menyadari bahwa dirinya sedang berteriak di dalam kelas, hingga banyak pasang mata yang ikut memperhatikan kedua perempuan itu.
"HAAAAAA PRIM GUE SENENG."
"Seneng karena apa?"
"GUE DI AJAK JALAN SAMA KAK ALGA NANTI MALAM" teriak Bella.
"Sssttt Bella."
Tidak sengaja teriakan Bella terdengar oleh Apin, ia mendekati Bella dengan wajah cemberut nya.
"Si Alga kapten basket itu?"
"Iya, kenapa emang?" kata Bella menatap Apin tak suka.
"Sakit Bell, lo duain gini."
"Dih."
"Lo jahat Bell." ucap Apin penuh drama.
"Sejak kapan gue jadi cewek lu Apin, nggak ada sejarah nya yah kalau seorang Bella jatuh cinta sama lo. Rani itu suka sama lo, udah sama Rani aja."
"Sayang. Rani maunya sama Leo."
"Kenapa bawa bawa gue dih." kata Rani.
Leo yang memperhatikan percakapan mereka hanya menggelengkan kepala, dengan ekspresi tawanya yang di buat salah tingkah karena namanya di kaitkan dengan Rani.
"Arrrggghh berisik Apin, gue mau cerita sama Prim. diem dulu napa."
"Udah ah gue mau ke kantin, ayang jahat!"
"Najiss!"
"Bella nggak boleh gitu."
"Prim gue nggak nyangka banget, crush gue Prim. Kak Alga kira kira mau ngapain yaa?"
"Jangan jangan mau nembak Kamu Bell."
"Semoga yah, gue harus dandan yang cantik pokonyaa."
Bella dan Alga sudah lama berteman, Alga adalah lelaki yang di sukai Bella sejak kelas 10. Kini Bella dan Alga semakin dekat, kurang lebih 5 bulan mereka pdkt. Prim tahu betul bagaimana cerita keduanya.
***
Di kamar Prim membaringkan sekujur tubuhnya. ia menatap layar ponsel yang tidak ada sama sekali notifikasi dari siapapun. Prim menghela nafas mengingat kembali kejadian pagi hari itu dimana dirinya di pedulikan oleh Gibran. gadis itu tersenyum tak lagi menatap layar ponsel, tapi ia menatap langit kamarnya. Senyuman itu memudar ketika ada suara ketukan pintu.
Tok
Tok
Tok
"Prim."
"Iya Mah, kenapa?"
"Pinjem buku resep masak dong." ucap Aneu saat pintu itu terbuka lebar.
"Boleh, ini."
"Kenapa Kamu? kayaknya lagi bahagia yah?"
"Hahh, biasa aja Mah."
"Cerita dong. Mama mau tau."
"Nanti aja Mah, Prim mau tidur. Goodnight yaaaa Mah." Kata Prim segera menutup pintu
"Dih malah di tutup."
Prim berusaha memejamkan matanya, tapi lagi dan lagi tersirat bayangan Gibran dalam pejamannya. tangan Prim mengambil ponsel lalu mencari nama Gibran, ia berniat untuk mengirim beberapa pesan teks untuk Gibran.
Primilly Selina Zein:
Gibran
Gibran ih
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN UNTUK PRIMILLY
RomanceMencintai manusia paling cuek bukanlah keinginan Prim, tapi di cintai oleh Gibran adalah impiannya. "Senyumnya jangan sering di lihatin ke orang orang Gibran, buat Prim aja." "Kenapa?" "Senyum Gibran bikin mereka lupa diri. padahal kan Gibran udah...