13. || PERHATIAN

58 7 0
                                    

Bukan Prim namanya kalau ia tidak pernah terlambat masuk kelas, gerbang yang sudah tertutup dan terkunci itu benar benar tidak mampu ia buka. Hamid sekaligus seorang satpam di SMA NIGRAYA itu tidak lagi mengizinkan Prim masuk, meskipun gadis itu berulang kali memohon.

Hamid sebetulnya tidak tega melihat Prim yang sudah kelelahan berkeringat lalu memohon agar di bukakan gerbangnya, tapi bagaimana lagi itu adalah tugas yang harus di pertanggung jawabkan. Muhtar menghampiri Prim dan mengizinkan masuk dengan syarat tidak boleh ikut belajar di jam pertama.

Prim mengernyitkan dahinya, ia tak ingin lagi untuk di jemur di tengah lapang. namun Muhtar tetap memberi hukuman kepada Prim.

"Bapak ihh tega banget." ucap Prim mengeluh."

"Ayoo cepat Prim."

"Iya iya."

Sementara guru yang ada di kelas kini sudah ada 10 menit mengajar, guru Bahasa Indonesia itu bertanya soal Prim.

"Prim kemana ini?"

"Kurang tahu Pak, nggak ada kabar juga." ucap Bella.

"Maaf Pak tadi Saya lihat Prim lagi di jemur di tengah lapangan sama Pak Muhtar." ucap Leo yang baru saja datang dari toilet.

"Kesiangan?" tanya Fatur.

"Iya kayaknya Pak."

"Aduh, Prim nanti lo pingsan lagi Prim." gerutu Bella.

"Hadeuhhh Prim hobi banget bikin orang khawatir." ucap Apin.

"Pak boleh Saya izin keluar, mau kasih Prim air minum. sebentar." kata Bella

"Silahkan."

"Bella." panggil Gibran kemudian menghampiri.

"Hmm?"

"Biar gue aja."

"Tumben banget anjir."

"Pak Saya izin keluar sebentar." ucap Gibran, Fatur hanya mengangguk.

"CIYEEEEE GIBRAAAANNN." sorak seisi kelas.

"BENTAR LAGI PUBLIK FIGURE NIH."

"GO PUBLIK APIN."

"YAA ITU BELLAAAA. KITA KAPAN?"

"KITAA KITAA LO TUH SAMA RANI."

"Dih, ogah potongan kayak si Apin mah berasa pacaran pake seribu bayangan. cewek nya banyaakkkk."

"Lu pikir gue naruto." ucap Apin mengernyitkan dahinya.

"Sunggokong lu." ucap Rani.

"HEH HEH HEH, KALIAN MALAH BERDEBAT!!!" teriak Fatur.

"Ini Pak kepala domba nggak mau diem."

"Lo pikir gue hewan? Lo tuh kepala singa."

"Gue kagak jabrik Rani."

"Berarti lo botak kan Apin kayak avatar lu." sambung Bella

"BERISIKKKK!!" Perhatikan Bapak!!.

"Ciyeee Bapak butuh perhatian." kata Apin cengengesan.

"Hahahaha."

"Apin mau Bapak kasih nilai 2?"

"Iya iya Pak maaf."

***

Prim benar benar berjemur sendiri di tengah lapangan, Muhtar tak lagi bersamanya karena ia harus mengajar di kelas lain. gadis itu menyipitkan matanya sembari menghormati ujung tiang bendera dengan kepala yang mendongak ke atas. namun ketika ia fokus dengan ujung tiang bendera itu ada dua tangan yang menghalangi pandangannya, kedua orang itu seakan akan berusaha meneduhkan Prim dari teriknya matahari. Prim menoleh ke samping kanan dan kiri.

"Gibran."

"Kak Alga?"

"Gue kebetulan lewat, takut lo haus gue bawain minum." ucap Alga sembari memberikan sebotol air mineral.

"Heh, gue harap lo nggak pingsan lagi!" kata Gibran sembari memberikan sebotol air mineral ke tangan gadis itu, kemudian ia pergi tanpa permisi.

"Gibraann." panggil Prim lalu mendekati Gibran.

"Hmm."

"Makasih."

"Yaaa."

"Oh iya Gibran, nanti pulang bareng ya?"

"Lihat aja nanti."

Setelah Gibran jauh dari pandangan gadis itu, kini Alga menghampiri Prim yang sedang meneguk sebotol air minum dari Gibran.

"Masih belum jadian?" tanya Alga tersenyum menatap Prim.

"Hahh?"

"Lo belum jadian sama dia?"

"Belum Kak." jawab Prim sembari menggelengkan kepalanya.

"Kalau gitu, berarti ada peluang buat gue dong biar bisa deketin lo."

"Maksudnya? Kak Alga jangan gila, Bella suka sama Kak Alga. Prim nggak mau Bella nangis nantinya."

"Hahahaha bercanda kali Prim."

"Haaa? Yaa, kirain beneran."

"Gue cuma mau jadi temen lo doang Prim."

"Ohh kalau temenan mah ayo Kak."

"Hahahaha, iya Kita temenan yaaa." ucap Alga. Prim hanya mengangguk.

***

Belum keluar dari kelas Prim sudah memanggil Gibran dari arah belakang tubuhnya, Gibran yang tak asing dengan suaranya itu tidak mempedulikan sama sekali. lelaki itu terus melangkah sampai menemui sepedanya di parkiran depan.

"Gibraaaaannnn."

"Prim ikut yahhh?"

"Nggak bisa."

"Selalu nolak deh."

"Gibraaaaannnn." teriak Rani, Gibran menoleh pada gadis berambut ikal itu.

"Ini lukisan lo ketinggalan di bawah meja."

"Makasih." ucap Gibran yang hendak menaiki sepeda.

"Gibraaaaannn tunggguuu." panggil Hana tiba tiba.

"Gibraaann gue ada tugas ngelukis, ajarin gue yah."

"Dihh Kak Hana modus!" ucap Rani yang masih berdiri di depan Gibran.

"APA LO, BERANI SAMA GUE?"

"Pantes aja Kak Alga putusin lo, orang kelakuan kayak gini."

"Gue masih mending loh, pernah jadi pacarnya Alga. lah lu cuma jadi korban PHP nya dia. kasihaan cuy"

Prim merasa tersingkirkan ketika dua perempuan itu menghampiri Gibran, Prim perlahan mundur untuk tidak menghampiri Gibran lagi.

"Prim.." panggil Alga dengan motor ninjanya.

"Kak Alga?"

"Temenin gue cari kado yuk?"

"Bella pasti bisa bantu Kak Alga."

"Udah gue ajak, katanya udah ada janji sama Mama nya."

"Tapi kan Kak-" ucap Prim, bicaranya terpotong.

"Udah ayo!"

"Cari kado doang yah? Janji nggak kemana mana lagi?"

"Iya Primilly." jawabnya tersenyum.

Prim akhirnya memutuskan untuk pergi bersama Alga, gadis itu melambaikan tangan pada Gibran yang masih di dekati dua perempuan. Lelaki itu hanya menoleh sebentar kemudian ia membuang muka seolah olah tidak peduli dengan gadis yang kini pergi bersama Alga.






Gimana nih di Part ini???
Yuk di lanjut. Jangan lupanvote dan follow Ig aku ya maissylst__

GIBRAN UNTUK PRIMILLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang