9. || AH TIDAK!!!

65 8 0
                                    

Prim menaruh masakan hasilnya di meja makan setelah Lala, Oliv dan Gibran menunggunya di meja makan, Oliv kegirangan ketika melihat ayam goreng kesukaannya. Lala tersenyum menatap Prim, Prim menoleh pada Gibran yang sedari tadi memainkan ponsel tak sama sekali menoleh gadis itu.

"OKAYYY UDAH SIAPPP!"

"Tunggu Bi Iyem mana nih?"

"Bi Iyem, kemana sih?" ucap Prim mencari keberadaanya.

"Iya kenapa Neng?" tanya Bi Iyem yang sedang memegang sapu.

"Aduh Bi jangan dulu nyapu nanti biar Prim bantu, sekarang Bi Iyem cobain masakan Prim dulu yah. Yukk"

"Boleh kan Gibran?"

"Hmm." kata Gibran mengangguk.

Perlahan satu sendok masuk ke dalam mulut mereka masing masing. Bi Iyem mengangguk pelan, saat makanan nya sudah ia kunyah.

"Enak neng, kalah sama masakan Bibi ini mah."

Namun pandangannya kembali teralih pada Gibran, Prim menangkap ekspresi Gibran yang tertegun diam sembari meresapi masakan gadis itu, sedangkan Lala ia tak tahan menahan tangis. gadis bernama Lala itu memeluk Prim dari belakang hingga tangannya melingkar di bahu Prim. Prim mengernyitkan dahinya, ia terkejut dengan ekspresi yang ia tangkap di wajah Lala.

"Kenapa? nggak enak yah?"

"Maaf yah Prim ngecewain kalian semua, Bi Iyem nggak usah bohong. masakan Prim nggak enak Bi."

"Lah emang enak ini mah Neng."

"Lala maafin Kakak yah, Kak Prim janji nggak akan masak lagi, maaf ya kar--" Ucapan Prim terpotong.

"Masakan lo enak." puji Gibran menatap Prim, nafasnya tak berdegup normal ia seperti sedang kecapean.

"Serius?"

"Kak masakan Kak Prim mirip banget sama masakan almarhumah Mama."

"Hah? Yaampun Mama kalian udah nggak ada? maaf banget kalau masakannya bikin kalian jadi rindu Mama yah"

"Kak. Oliv mau nambah dong." ucap Oliv yang sedari tadi menikmati masakannya tanpa memikirkan apa yang di rasakan kakak kakaknya itu, Oliv terlalu polos untuk menilai hasil masakan Prim.

"Oh iya nih. kata Prim."

"Kak Prim makasih ya" ucap Lala kemudian kembali duduk.

"Iya Lala makasih kalau Lala suka, abisin yah.

"Gibran maafin Prim." ucap Prim memohon.

"Berisik!"

"Yah ngambek."

"Maaf ya Gibran.'"

Berisik!! kata Gibran mempertegas pernyataannya, kedua bola mata lelaki itu menatap Prim dengan tatapan tajam.

"I-iyaa." Ucap Prim mengalihkan kembali tatapannya kea rah nasi yang belum habis.

"Kak, nanti masakin lagi ya." ucap Lala.

"Oliv paling suka ayam nya Kak."

"Iya nanti yah, kalau Kak Prim di ajak kesini lagi sama Kak Gibran." kata Prim seperti memberi kode pada lelaki yang tak jauh.

"Kakak mau kan ajakin Kak Prim kesini lagi?"

"Hah?"

"Kakak mau kan ajak Kak Prim kesini lagi?"

"Ya gimana nanti yah." ucap Gibran tersenyum pada Lala dan Oliv.

Prim menjadi tidak tahu malu, menagih untuk di ajak kembali ke rumah lelaki itu, alasan apa lagi yang akan dia ucapkan nanti agar bisa menginjakkan lagi ke rumah Gibran? entahlah, itu utusan Prim.

GIBRAN UNTUK PRIMILLY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang