RUANG perpustakaan menjadi salah satu tempat bagi Senja dan Fajar bertemu di jam istirahat. Seperti biasa, mereka menghabiskan waktu untuk sekedar ngobrol atau saling sharing buku yang habis mereka baca. Yap, hari ini Senja menunjukkan buku romantis yang sama sekali tidak disukai Fajar. Fajar memang jarang membaca buku romance jenis apapun.
Fajar menghembuskan nafas kesal ketika Senja kembali menunjukkan salah satu buku romance tepat di depan matanya. Sengaja. Biar dia terlihat sangat kesal. "Udah, Nja. Jangan gitu." Fajar menampik buku di hadapannya dengan sangat pelan.
"Ini keren tau, Jar. Lo harus baca deh."
"After?!." Fajar membaca judul buku itu dengan malas-malas. Kembali fokus membaca buku di tangannya. Seperti biasa buku sains. Belajar, belajar dan belajar.
Senja kembali menunjukkan dengan wajah sedikit kesal. "Coba deh, Jar."
"Aku malas baca buku fiksi."
"Coba dulu," paksa Senja.
Sambil mendengus malas. Fajar menerima novel di hadapannya. Membaca blurb di belakang buku sambil mengangguk-angguk. Dia bisa menebak jalan cerita tanpa membaca isinya. "Nanti mereka bersatu. Buat apa juga dibaca."
Buru-buru Senja memukul Fajar. "Baca dulu baru nyimpulin."
"Happy ending kan?"
"Darimana lo tau?"
Fajar tertawa terbahak-bahak. "Kamu tau, setiap kisah cinta yang suka dibuat orang-orang selalu berakhir bahagia." Fajar melanjutkan, "Kecuali kisah cinta kamu sama si Langit. Sampai sekarang nggak jelas endingnya."
"Apasih. Nggak lucu."
"Siapa juga yang buat lelucon."
"Hm." Senja pura-pura marah. Mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk perpustakaan.
"Tuh kan, cuman dibilangin gitu doang ngambek."
"Bukan gue yang nggak mau masalah ini selesai. Langit aja yang keterlaluan."
Fajar mengangguk mengerti. "Marahnya belum selesai?"
Senja mengedikkan bahu. Memakai kembali kacamatanya untuk membaca lanjutan buku yang dia bawa dari rak perpustakaan.
"Masalah itu diselesaiin, Nja. Jangan suka ditunda-tunda. Nanti makin bikin masalah jadi gede."
"Ih apaan sih. Langit tuh yang nyebelin kalau diajak ngomong. Ya gue jadi males."
"Masalahnya tetep ada di kamu."
Senja mencibir. Memanyunkan bibirnya. "Yang disalahin gue terus. Kemarin gue, sekarang gue."
Mendengar gerutuhan itu, membuat Fajar tertawa terbahak-bahak. Buru-buru menutup mulutnya karena sadar bahwa ini perpustakaan.
"Kurang keras."
Fajar menahan senyum. "Bukan gitu. Bisa jadi Langit nunggu kamu bicara kan. Jadi dia diem aja. Takut kamu makin marah kalau dia yang negur."
"Gitu ya?"
"Mungkin."
Buru-buru Senja menggeleng. "Tapi ngapain dia malah deket-deket sama Tania lagi?"
"Siapa Tania?"
"Pacarnya yang nomer dua."
"Serius?"
Senja menggeleng. "Maybe."
Fajar tertawa terbahak-bahak. "Jadi ini yang bikin kamu kasih jarak sama dia?" Senja buru-buru menutup mulut Fajar karena terlalu berisik. Anak-anak lain sudah menoleh ke arah mereka. "Jadi ini?" bisik Fajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet : Langit, Senja dan Fajar [END-LENGKAP]
Teen Fiction(Completed) Apa jadinya kalau cintamu bertepuk sebelah tangan? Mempertahankan cinta atau merelakannya? Dapatkah Langit mempertahankan cinta Senja dikala Fajar mencoba untuk mendapatkan cinta Senja? Langsung baca ceritanya.... [END] Start: 1 Juni 2...