Chapter #28

25 3 0
                                    

Kecupan itu kembali menjalar di leher Tania ketika ia melingkarkan tangannya tepat di leher Langit. Kemudian membalas kecupan Langit dengan desahan desahan manis dari bibirnya. Tubuhnya kembali mengerang menginginkan hal yang lebih. Membuat Langit semakin tak bisa menghentikan kegiatannya pada tubuh Tania.

Dengan kobaran gairah yang besar di dalam matanya. Langit melihat wajah Tania memerah. Memandangnya dengan tatapan sayu. Gadis itu tampak menginginkan hal yang lebih. Nafasnya terasa sangat berat sebelum akhirnya memutuskan hanya memeluk Langit.

"I love you," guman Tania di dalam pelukan Langit.

Langit tidak bergeming sedikitpun. Bayangan Senja membohonginya tampak jelas. Yap, setelah mengikuti Senja dan mendapati Senja bertemu Fajar di kafe membuatnya langsung menggedor pintu apartemen Tania. Merangsek masuk. Menciumi Tania hingga kissmark di lehernya tercipta cukup banyak.

Melampiaskan kemarahan ke Tania. Itulah yang Langit lakukan sekarang. Bukannya melupakan Senja setelah memberikan ciuman brutal ke Tania, kini dia malah berasa bersalah. Apalagi setelah mendengar pernyataan cinta Tania. Membuat otak Langit tidak bisa berpikir jernih.

"Lang?" erang Tania.

"Hm."

Otak Langit masih memikirkan penghianatan Senja. Apa yang dilakukan Senja sekarang. Sosok Tania yang berada di dalam pangkuannya kini menggeliat menangkup wajahnya. 

"Jangan diem aja please."

"Hm?"

Tania beralih menciumi leher Langit. Memberikan gigitan kecil yang jelas akan menimbulkan kismark. Sesekali menjilati lehernya bak lolipop. Mau tidak mau Langit mengerang.

"Jadi hubungan kita apa?"

"Iya?" Otak Langit benar-benar blank sama sekali tidak bisa mencerna pertanyaan Tania.

"Kita pacaran kan?"

"Sorry."

Tania bergerak menciumi bibirnya dengan brutal. Terlihat kesal. Berkali-kali kedapatan menggigit bibirnya tanpa ampun. "Enghhh." Langit mengerang ketika Tania menggerakkan pinggulnya maju mundur. Gerakan yang memprovokasi meskipun sama-sama mengenakan pakaian.

"BERHENTI!" Langit menurunkan Tania dari pangkuannya. Menatap kesal Tania yang malah menantangnya kini menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Kenapa sih lo jahat banget?"

"Jahat gimana? Lo udah tahu kan kalau Senja sama gue masih pacaran."

Tania nyengir bodoh mendengar pengakuan itu. Dia tidak bisa terima dengan perlakuan Langit. Masih mencintai Senja sementara mencumbuinya di apartemen.

"Tapi lo menikmati ciuman gue."

"Jangan sok suci. Lo juga menikmati."

"Dan kembaran lo minta dipuasin." Senyum sinis Tania. Mendorong Langit menjauh darinya.

Langit masih mengikutinya ketika Tania pergi ke dapur untuk minum.

"BISA PERGI NGGAK?" guman Tania kesal.

"Sorry gue nggak bermaksud."

"Nggak bermaksud apa?"

"Yang tadi itu, gue beneran nggak sadar. Seenggaknya kita bisa jadi temen, Ta."

Tania sontak tertawa mendengarnya. Menatap Langit sinis.

"Friend with benefit maksud lo?"

"Bukan gitu."

"Lo kelihatan banget horny banget waktu gue cium." Tania menunjuk muka Langit yang sudah memerah karena perkataannya. Bekas-bekas ciumannya terlihat jelas di sana. Membuat Tania terkekeh.

Bittersweet : Langit, Senja dan Fajar [END-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang