Chapter #41

18 4 0
                                    

HARI ke-4 ujian semester berlangsung. Semua murid SMA Ashok-Nanda tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan nilai terbaik. Sekolah ini selalu menjadi sorotan dimana seluruh murid bahkan selalu berkompetisi dengan baik.

Ujian semester menjadi point utama untuk mendapatkan trophy sebagai siswa terbaik tahun ini -student of the year- dan fotonya akan menjadi pajangan di dinding sekolah. Setiap tahunnya diadakan semacam ini untuk memotivasi murid-murid. Termasuk memberikan bantuan finansial untuk sang juara.

Tahun-tahun kemarin selalu anak dari keluarga tidak mampu mendapatkan juara. Fotonya terpajang di dinding lobi. Membangun sebuah kebanggaan tersendiri.

Langit menjadi salah satu orang yang ingin namanya terpampang di sana. Ritviq Rainindra Langit, akan ikut menjadi salah satu kebanggaan SMA Ashok-Nanda. Dulu dia juga menjanjikan hal yang sama kepada Senja. Meski kini sejak kedatangan Fajar, semua tidak akan semudah yang dia bayangkan.

Fajar bisa saja menjadi saingannya untuk mendapatkan Trophy Student Of The Year.

Di ujian semester ganjil tahun ini, Langit akan membuktikan kepada Senja kalau dia bisa mengalahkan Fajar.

Tidak akan semudah itu menyerahkan juara sebagai student of the year.

Seperti saat ini, Langit terlihat sangat fokus mengerjakan soal ujiannya. Tidak memedulikan teman-temannya yang heboh sendiri mencari jawaban. Fajar juga sama, meskipun terkadang Fajar kedapatan memberikan jawabannya ke Yogi.

Begitu ujian selesai. Langit langsung membuka buku catatan untuk memeriksa jawabannya. Menunjukkan raut kecewa ketika jawabannya salah. Arya ikutan duduk di depan Langit.

"Bos, udahlah. Orang ujiannya juga udah beres."

Langit masih terlihat kecewa mengepalkan tangannya kesal. Melirik ke arah Fajar yang terlihat santai-santai saja sambil bercanda gurau dengan Yogi. Membuatnya iri saja.

"Kita sama-sama nggak tau kan hasilnya gimana. Fajar nggak mungkin lah bos dapat nilai sempurna. Kecuali kalau otak dia lebih cerdas dari Einstein. Percaya deh ama gue. Lo pasti juaranya. Lagian Fajar juga nggak pinter-pinter amat...."

"Gue kecewa sama diri gue sendiri." Belum sempat menyelesaikan perkataannya, Langit sudah menyela perkataan Arya. Tampaknya mulai mengabaikan. Menarik tasnya meninggalkan kelas.

"Kebiasaan nih," omel Arya mengekori Langit.

Langit melihat Senja dari jauh. Cewek yang dia sayangi memberikan senyum ke arah Fajar. Membuat Langit jengah. "Bos, udah lah move on. Masih ada Tania kok." Arya menunjuk Tania yang saat itu duduk ngobrol sama teman-temannya. Entah apa yang dibicarakan Tania, sepertinya mereka sedang membahas acara untuk hangout. Tapi siapa yang peduli, bahkan Langit pun tidak peduli. Kembali mengarahkan pandangannya ke arah Senja.

Begitu Fajar pergi. Buru-buru Langit mendekati Senja. Arya langsung melipir membiarkan Langit dan Senja bertemu.

"Beb, aku mau ngomong." Langit menggenggam tangan Senja meyakinkannya.

Astaga! Melihat raut memohon Langit membuat Senja harus menurunkan egonya. Dia mengiyakan permintaan Langit. Membiarkan Langit membawanya entah kemana.

"Dulu aku pernah janji sama kamu kan, kalau aku akan menjadi salah satu di antara mereka." Menunjuk foto-foto siswa terbaik di SMA Ashok-Nanda.

Senja tersenyum. Membiarkannya mengingat masa itu. Awal masuk SMA ketika Langit berjanji. "Wish you all the best."

"Itu hanya untuk kamu, Nja. Bukan orang lain."

Senja melihat Langit tersenyum sekali-kali menatapnya dengan sangat percaya diri. Langit masih terlihat sangat tampan di matanya. Apalagi dengan kepercayaan dirinya yang tinggi seperti itu.

Bittersweet : Langit, Senja dan Fajar [END-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang