Chapter #12

49 3 0
                                    

TERIAKAN tak terbendung, suara sorakan gemuruh, bunyi tepukan, suara lengkingan trompet, hingga teriakan saling bersahutan memenuhi gedung olahraga SMA Ashok Nanda. Satu dua anak berseru meneriakkan yel-yel tim basket yang mereka dukung. Gemuruh teriakan atas dukungan Langit bersahutan dengan gemuruh teriakan atas Fajar.

Senja duduk di kursi paling depan. Menyaksikan pertandingan bersama dengan Ranchi yang malah mendukung Fajar. Menyaksikan ini sama dengan membuat dadanya kian sesak.

Tim basket Langit tentu saja dari anak-anak ekstrakurikuler basket sekolah. Banyak yang mereka menjadi tim andalan. Sedangkan Fajar berdiri bersama dengan anak-anak yang bisa dikatakan jago bermain basket meskipun tidak tergabung dengan basket sekolah karena kondisi ekonomi mereka lemah. Mereka menantang tim basket andalan SMA Ashok Nanda. Sekaligus untuk membuktikan bahwa mereka juga harusnya memiliki tempat di sekolah ini. Baru-baru ini Fajar menemukan anak-anak basket sekolah berlatih di halaman belakang sekolah, itupun hanya memenuhi hobi mereka di bidang basket.

Tim basket sekolah memang terbentuk dari golongan anak-anak menengah ke atas. Bagi anak-anak dari golongan menengah ke bawah sangat sulit bergabung lantaran kondisi ekonomi mereka yang rendah, dan hanya pantas dijadikan sebagai pembantu. Mereka merendahkan anak-anak kelas menengah ke bawah dan tak jarang dari mereka selalu mendapat ancaman. Yap, di sekolah ini bahkan menjadi bagian dari tim ekstrakurikuler basket membutuhkan uang.

Ini menjadi pertunjukan yang sangat mengesankan. Tidak ada yang absen untuk menonton pertandingan ini. Satu sama lain seakan membutuhkan sebuah pengakuan kalau mereka mampu. Termasuk bagi tim Fajar, ingin membuktikan bahwa merekapun bisa mewakili sekolah untuk turnamen tanpa adanya status ekonomi orang tua mereka.

Satu tembakan menghantam ring tim Langit. Membuat penonton bersorak kegirangan, sebagian lagi meleguh kecewa, "yes!!" paling tidak kata itulah yang mereka teriakkan, disambut lagi dengan kata, "c'mon Lang." Yang pertama kali diteriakkan Tania diikuti anak-anak lain. Disusul oleh serangan balik dari Langit yang meruntuhkan pertahanan tim Fajar dalam satu sentuhan three point. Beberapa menit lalu penonton yang masih syok karena Fajar mendapatkan angka lebih dulu kini dengan mudah diungguli Langit.

Penonton bergemuruh. Teriakan Tania semakin kencang mendukung Langit.

Dengan wajah penuh kekesalan, Langit bersungut-sungut berlarian ke sana kemari mencoba merebut bola dari lawan. Sama sekali tidak terlihat tersengal meskipun Fajar sudah setengah mati menjaga daerah pertahanannya. Point 20 untuk Fajar, 25 untuk Langit.

"C'mon Lang," teriak Tania sekali lagi. Membuat Langit menoleh ke arahnya dan tersenyum.

"C'mon guys." Langit tak kalah bersemangat menyemangati teman-temannya di lapangan.

Senja beberapa kali melirik ke arah jam dinding arena. Yang menunjukkan pertandingan berakhir 10 menit lagi. Sedangkan Fajar sudah dibuat kelelahan sesekali terlihat menyeka keringat sambil menatap ke arah Langit yang sudah terlihat jumawa.

Pertandingan ini bukan hanya soal harga diri. Pelatih basket sekolah memberikan kesempatan untuk tim Fajar ikut bergabung berlatih jika dia memenangkan pertandingan ini. Pelatih juga akan mengadakan perombakan besar di tim basket sekolah andai saja bisa memenangkan pertandingan meskipun hanya selisih 1 angka.

"Lo nggak bakal berubah pikiran kan?" tanya Langit sengaja menabrak bahu Fajar untuk fokus mendengarkan perkataannya.

Fajar masih tetap berdiri di sana, menatap wajah menyebalkan Langit.

"Maksud gue, lo nggak perlu susah-susah menang dan tim lo bakalan ada tempat di tim sekolah kalau lo menyerah, tinggalkan Senja. Gue bisa bilang ke pelatih kalau tim lo ini memang layak. Pilihan mudah kan, lo hanya perlu meninggalkan Senja." Langit begitu sangat percaya diri memenangkan pertandingan. Teman satu Tim Fajar menjadi sangat kesal hendak memukul Langit saat itu juga andai saja Fajar tidak mencoba untuk menghentikannya. "Atau lo kalah, nggak dapat tempat di tim sekolah ataupun Senja."

Bittersweet : Langit, Senja dan Fajar [END-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang