Chapter #23

25 3 0
                                    

SENJA mendengar Fajar menghembuskan napas berat, dengan pandangan lurus menghadap ke rak-rak buku. Dia kedapatan giliran untuk mengembalikan buku-buku perpustakaan dari kelasnya. Membawa sekitar 35 buku sendirian. Biasanya kalau ada giliran mengembalikan buku, Fajar selalu minta bantuan Yogi. Senja juga sampai heran sendiri ketika Fajar sendirian menenteng begitu banyak buku lalu menatanya di rak.

"Sudah dua kali dapat jatah balikin buku di Perpustakaan. Udah dua kali juga gantiin jatah Yogi. Kenapa sih pada nggak mau ke perpus," gumannya kala itu sambil membereskan buku di hadapannya.

"Ih nggak ikhlas," ejek Senja sontak membuat Fajar menoleh.

"Ikhlas sih ikhlas tapi kalau keseringan mah jadinya malah ngeselin."

Senja tertawa dibuatnya. "Kemana emang si Yogi?"

"Ujian susulan di kantor sama Langit. Mereka berdua pasti bertengkar tuh di kantor," ucapnya sambil terkekeh. "Yogi masih sedikit dikit kesal sama Langit. Langit juga kadang masih suka godain Yogi gitu. Nggak tau deh jadinya gimana kalau mereka berdua seruangan."

Kasihan melihat Fajar sendirian menata Senja akhirnya menawarkan diri untuk membantu. Ikut menata buku di rak. Kadang menggoda Fajar dengan menata buku terbalik. Bersama dengan Langit, Senja tidak pernah melakukan hal seabsurd ini. Langit lebih suka menyuruh Arya daripada melakukannya sendiri.

Setelah semuanya selesai, Fajar terlihat memandang wajah cantik Senja sambil tersenyum melihatnya.

"10 menit lagi." Fajar melirik ke arah arloji di tangannya. Menarik Senja menuju kantin.

Saat itu anak-anak lain sudah meninggalkan kantin mengingat pelajaran akan dimulai 10 menit lagi.

Fajar duduk di depannya. Memberikan senyum paling lebar. Ingin sekali rasanya Senja menimpuk wajah menjijikkan sok kecakepan itu. Tidak lama makanan muncul di hadapannya. Sepiring batagor dan bakso lengkap. Senja mengernyitkan dahi. Sedikit memberikan tatapan bertanya.

"Untuk rasa terima kasih, kamu bisa pilih salah satu."

Senja menarik piring batagor asal. Sambil tersenyum dengan tingkah aneh Fajar, Senja melahap batagornya. Fajar juga tidak berkata apapun selama makan, dia hanya fokus dengan semangkuk baksonya. Diam membisu sampai piringnya sudah mulai bersih. Jam istirahat juga akan berakhir sebentar lagi.

"Lo yang bayar semua ini?"

"Iya," jawab Fajar. "Ini ucapan terima kasih karena sudah bujuk Langit minta maaf."

"Terus?"

"Aku tahu nggak mudah buat kamu bujuk Langit seperti itu. Aku tahu kalau Langit sangat keras kepala. Kamu bujuk dia seperti itu saja, aku sangat terima kasih."

"Nanti kalau Langit denger ini bisa jadi masalah. Langit mikirnya bisa lain lagi."

Fajar mengangguk. Terkekeh. "Kalau dia denger, dia bakal ngiranya kita kerja sama buat bikin malu dia." Fajar kembali tertawa. "Tapi Langit nggak bakal bisa marah sama kamu. Dia marahnya sama aku dan Yogi."

"Nyatuin biar kalian temenan itu rasanya emang nggak mungkin ya."

Fajar reflek menatap Senja. Senyum di bibirnya mengembang dengan sangat lebar. "Kenapa kamu mikirnya seperti itu?"

"Astaga, Jar. Gini aja kamu udah mancing Langit buat marah," protes Senja. "Jangan-jangan kamu memang sengaja buat Langit cemburu lagi. Ya kan?"

"Hahahah... Sorry... Sorry."

Senja berdecak, memasang wajah sedih menggoda Fajar. "Awas aja kalau kalian bertengkar lagi. C'mon. Udah mau masuk."

Fajar menurut. Berdiri mengikuti Senja. Hanya mengikuti sesekali memperhatikan Senja yang mengomel sendiri entah apa yang dibicarakannya. Dia terlalu fokus memperhatikan kecantikan Senja. Hingga tidak lagi mendengar apa yang dibicarakannya kecuali ketika Senja mengucapkan namanya.

Bittersweet : Langit, Senja dan Fajar [END-LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang