PROLOG

1K 50 43
                                    

Hai hai ... Key come back🥳

Fyi : cerita ini sebelumnya sudah dipublis lalu unpublish beberapa kali dengan judul my amazing boyfriend. Tapi karena banyak ketidaknyamanan yang aku alami saat menulis dan judulnya aku rasa kurang cocok serta terlalu mainstream jadi direvisi dulu.

Inesperado diambil dari bahasa spanyol, artinya tidak terduga. Kenapa aku milih judul ini? Karena anti-mainstream, karakter si cowok yg misterius dan penuh kejutan sangat cocok dengan arti judulnya.

Udah, segitu aja. Next ke ceritanya and happy reading. I hope you like it❤️

*Start*

Hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu oleh sebagian siswa, tentunya bukan karena tak sabar ingin belajar melainkan bertemu dengan teman-teman. Suasana kelas yang tak pernah sepi dan selalu memancing tawa lah yang paling dirindukan. Ada pula yang menganggap hari ini adalah hari perdana untuk mencari pasangan, tebar pesona dengan para murid baru. Namun, gadis yang masih bergelung dalam selimut itu tampaknya bukan salah satu dari siswa yang disebutkan tadi.

Lagu Fire dari grup k-pop ternama - BTS tiba-tiba terdengar dari ponsel gadis itu, begitu mengejutkan hingga ia spontan terduduk sambil mengelus dada. "Salah banget gue jadiin lagu ini ringtone."

"Lagian siapa sih yang nelpon jam segini?" dumal gadis itu. Dengan malas ia meraih benda pipih tersebut, menggeser tombol hijau tanpa melihat nama yang tertera di layar ponsel.

"Hal-"

"TANIA ALGANDRA! LO KEMANA SIH HAH?" teriak seseorang dari balik ponsel, spontan saja ia menjauhkan ponsel dari telinga. Gadis itu mendengus melihat nama sahabatnya dalam layar persegi tersebut, jika seperti ini terus ia bisa saja tuli.

Tania Algandra, gadis cantik dengan ratusan mantan. Bagi Tania laki-laki tak ada bedanya, di dalam otak mereka hanya ada nafsu dan tak cukup dengan satu wanita. Pemikiran sempit inilah yang membuat Tania mempermainkan setiap pemuda yang menyukainya.

"Lo bisa biasa aja gak sih? kalo telinga gue kenapa-napa, lo harus tanggung jawab."

"Ya mangap. Lo kemana sih? Gue sama Sasha dari tadi nyariin lo tau gak," kata sahabatnya, Indri Aninta.

Tania menghela napas, menyalakan mode speaker di ponselnya lalu bangkit menuju cermin. Ia menatap pada cermin, menelisik penampilannya dari atas hingga bawah. "Gue masih di apart."

Suara kecil seperti benturan terdengar, juga geraman tertahan. Bisa Tania tebak jika Indri baru saja menepuk jidat, pasti sahabatnya itu lelah dengan kelakuan Tania. "Tan, ini udah jam 8 loh. Dan lo masih di apart? Pasti lo juga baru bangun?"

"Nah, itu lu tau. Santai aja lah, kayak gak kenal gue aja," ujar Tania sambil menguncir rambut asal. Ia meraih handuk yang tergeletak tak beraturan di atas kursi lalu menyampirkannya di bahu.

"Iya deh, yang langganan telat," cibir Indri. Bukannya tersinggung, Tania justru tertawa karena perkataan sahabatnya itu adalah sebuah fakta.

"Buru siap-siap! Kita sekelas, XII IPA 2."

***

Tania memarkirkan mobilnya dengan hati-hati, lecet sedikit bisa habis puluhan juta nantinya. Mobil mahal! Akhirnya setelah bersusah payah membujuk Pak Mamat-Satpam sekolahnya, Tania bisa masuk ke dalam SMA Angkasa. Sebungkus rokok, semangkuk bakso dan nomor telepon seorang janda kembang memang sogokan paling ampuh untuk Pak Mamat. Tapi itu suatu tindakan yang tercela, jangan ditiru! Bibit - bibit tukang suap!

Inesperado (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang