52. Jake.

5.5K 806 55
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Jake melihat anak-anak kelasnya yang sedang memperhatikannya.

Setelah materi yang dia ajarkan berakhir, Jake akan memberikan mereka soal, soal yang dia buat kemarin malam tentu saja.

Ketika mereka berpikir jika soalnya akan sama dengan kakak tingkat mereka, tentu saja Jake akan mematahkan pemikiran hal itu.

"Santai aja, aku sudah mendapatkan soal beserta materi bab ini dari kakak tingkat."

"Benarkah? Bagus kalau begitu."

Jake lalu membuka file pptnya dan menampilkannya di sana.

"Silahkan di kerjakan ya," perintah Jake yang melihat ekspresi para anak-anak di kelas ini langsung pias.

Mereka melihat kearah soal yang sebelumnya di kerjakan oleh kakak tingkat mereka dan tentu saja dosen sebelumnya yang mengajar itu Jake.

Dan semuanya berbeda, gak ada satupun yang mirip dari 10 soal yang di berikan Jake ke mereka itu.

"Kenapa pada diam? Silahkan di kerjakan dan jangan yang ada untuk kerja sama," suruh Jake sambil tersenyum miring, emangnya dia gak tau apa taktik dari anak-anak di kelas ini.

Jangan lupakan juga dirinya yang dulu pernah di posisi mereka, walaupun dia bukan bagian dari anak-anak yang suka meminta jawaban ke kakak tingkat mereka.

Boro-boro sekali Jake melakukan hal itu, dia saja pendiam, jangan lupakan dirinya yang merupakan mahasiswa kupu-kupu, tidak ada teman, teman itu ada tapi ya hanya sebatas teman sapa saja.

Kalau untuk akrab, Jake sangat menutup dirinya, apalagi saat dia masuk kuliah, semua orang mulai tau kalau dirinya adalah anak orang kaya raya.

Jake juga tentunya kuliah disini sebelumnya, lalu dia melanjutkan gelar magister karena ingin menjadi dosen di kampus yang ada di luar negeri.

Entah kakeknya maupun orang tuanya mengizinkan saja dirinya untuk tinggal beberapa tahun untuk menyelesaikan pelajarannya saat itu.

Padahal di sini ada banyak kampus yang sama-sama bagus.

Kalau kata kakek ataupun orang tuanya, Jake juga butuh suasana baru, karena setelah kejadian pembullyan saat sekolah dulu sampai dia masuk kuliah, Jake hanya stuck di satu tempat yang sama.

Jake bangkit dari duduknya untuk melihat anak-anak kelas ini yang sedang mengerjakan soal yang diberikan olehnya tadi.

Matanya menoleh kearah Hyein yang merupakan teman suaminya itu, walaupun kenal, tentu dirinya gak akan membedakan cewek itu dari anak-anak kelasnya yang lain.

"Perhatikan lagi jawabanmu di soal nomor 2, itu dari awal saja sudah salah," tegur Jake saat melihat jawaban yang di tulis oleh mahasiswinya.

Cewek tersebut langsung menatap kearah jawabannya lagi, mana tau dia salah bagian mana, asal ketemu hasil, dia sudah senang.

Tapi ternyata malah ada Jake yang memperhatikan jawaban anak-anak di kelas ini.

Jake lalu menarik sebuah handphone milik mahasiswanya, anak itu tidak sempat menyembunyikan handphonenya.

Di kampus ataupun di kelasnya gak ada larangan membawa handphone atau alat elektronik yang lainnya.

Jake meraih handphone ini bukan karena dia gak suka anak di kelasnya main handphone, tapi dia melihat aplikasi yang ada di sana.

"Kalian itu calon guru, bagaimana bisa kalian mencari jawaban instan menggunakan sebuah aplikasi yang belum tentu saja benar?" tegur Jake yang menghapus aplikasi tersebut dari handphone mahasiswanya.

Underage - sungjake✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang