64. Different?

6K 748 24
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Semuanya sadar jika mereka gak bisa main-main dengan Sunghoon, terbukti Sunghoon yang membuat orang babak belur, bukan dia yang di hukum, tapi Gunwoo yang malah di cabut beasiswanya.

Beasiswa yang di dapatkan susah payah di cabut dengan mudah karena macam-macam dengan Sunghoon.

Sunghoon memutarkan kedua bola matanya sambil memainkan kunci mobilnya.

Semuanya langsung tampak menjauh darinya, bagus deh jika sadar diri, kalau cari masalah dengannya, bakalan kena sial sendiri.

Sebenarnya Sunghoon paling malas jika ada orang lain yang membantu, tapi mau bagaimana lagi, Jake pasti langsung minta bantu kakeknya untuk mengurus hal ini.

Tapi Sunghoon juga senang sih saat melihat Gunwoo yang keluar dari ruangan kepala jurusan seminggu yang lalu.

Raut mukanya sangat pucat, lemas, dan juga jalannya tampak pelan, seperti tidak rela jika beasiswanya di cabut begitu saja.

Padahal Sunghoon gak ada niat buat main-main sama tuh cowok, dia malah berpikir jika cowok itu sebaiknya gak cari masalah dengannya.

Tapi bukannya berhenti buat melakukannya, cowok itu malah tambah membuat panas suasana.

Semuanya mungkin sudah tau jika ayahnya seorang peselingkuh, dia gak mengelak hal itu karena memang kenyataan.

Dia hanya muak ketika orang-orang itu berkata jika dirinya akan melakukan hal yang sama seperti ayahnya.

Emangnya mereka siapa? Tuhan? Sampai bisa menebak hal seperti itu, bahkan Sunghoon gak pernah berpikir seperti itu sama sekali.

"Minggir, aku mau masuk," ucap Sunghoon menyuruh cewek yang berdiri di depan pintu kelas agar menyingkir.

Cewek itu langsung minggir seperti ucapan Sunghoon, berbeda dengan Sunghoon yang masuk ke dalam kelas yang sudah cukup ramai itu dengan santai.

Anggap saja dia gak pernah melakukan apapun, walaupun semua orang tau kalau dirinya sudah seperti berandalan selama di kampus.

Berbeda dengan Jake yang masuk ke kelas dimana dirinya mengajar sambil membawa anaknya.

Mau gimana lagi, dia gak berniat untuk melakukan hal ini, tapi ada tapinya.

Karena mamanya itu pergi liburan dengan ibu mertuanya, maka dia gak tau mau menitipkan anaknya itu ke siapa lagi.

Ke kakeknya? Kakeknya saja gak mungkin bisa menjaga Jiwon sendirian.

Dia gak berniat buat menitipkan anaknya ke pelayan, ah sudahlah intinya Jiwon di rawat sendiri oleh Jake.

Tadi dia sempat mendapatkan tawaran dari dosen yang lain, tapi Jake enggan menerimanya, mereka kan juga sibuk.

Anak-anak di kelas ini pada memperhatikan Jake yang masih berekpresi seperti biasa walaupun mengajarnya sambil memperhatikan Jiwon yang berada di kereta dorongnya.

"Ada yang sudah mengerti? kalau ada bisa jawab ke depan."

Anak-anak di kelas ini langsung mendadak diam ketika di tanya oleh Jake.

"Gimana kalau saya panggil, kalian maju ke depan jawab soalnya ya," ucap Jake saat melihat anak-anak di kelas ini yang bahkan gak ada yang menyaut sama sekali.

Mereka mulai kelihatan menyuruh yang paling pintar di kelas buat menjawab.

Jake sudah tau karena dirinya kan juga mahasiswa dulu.

"Baiklah, Heesoo, ayo maju ke depan jawab nomor 1," panggil Jake membuat cowok tersebut langsung bangkit dari duduknya walaupun raut ekspresinya gak bisa bohong.

Jake memperhatikan dari bangkunya sambil menarik kereta dorong di hadapannya, matanya bisa melihat anaknya itu terbangun.

Dia berniat buat menggendong anaknya itu untung saja Jiwon anteng.

"Lagipula kalian kan gak ada yang menjawab, jadi saya pikir pasti semuanya paham," ucap Jake yang membuat anak-anak di kelas ini cuma bisa menelan air ludahnya sendiri.

Mereka itu gak menjawab bukan karena mengerti tapi karena mereka itu gak mengerti, kalau mau ngomong gak ngerti pasti bakalan di omelin.

Selama di jelaskan kok gak tanya kalo gak ngerti, mereka iya-iya saja dari tadi, pasti begitu.

"Ah, masih salah, coba Chaeyeon bantu jawab soal nomor 1."

Anak-anak di kelas ini langsung menulis apa saja yang bisa mereka tulis di buku mereka, mungkin jawaban dari soal yang ada di papan tulis.

Jake cuma tersenyum miring sambil memperhatikan Jiwon yang tertawa di balik gendongannya.

Cewek yang di suruh oleh Jake itu masih saja diam di depan papan tulis, Heesoo yang sudah maju juga masih diam di sana.

Intinya kalau sama Jake, kalau soal itu belum benar, yang menjawab sebelumnya gak boleh duduk, harus bisa jawab sampai benar.

Mereka semuanya baru saja kalau ucapan kakak tingkat mereka gak di buat-buat sama sekali.

Raut muka Jake emang gak tampak kejam sama sekali, tapi aslinya dosen mereka itu sangat mengerikan.

Jake tentu saja bisa dengan mudah berkamuflase dengan mukanya yang baik, padahal mah suka di beri julukan dosen killer oleh mahasiswa yang pernah diajar oleh Jake.

"Padahal soalnya mudah, tapi kenapa gak bisa jawab ya?" ucap Jake ketika melihat sudah ada banyak saja mahasiswanya yang berdiri dan di saat itu juga belum ada yang bisa menjawabnya.

Ada beberapa mahasiswa dari kelas lain yang bisa melihat dari jendela, di mana anak-anak di kelas ini sedang berdiri di dekat papan tulis, pasti ulah dosen mereka.

Termasuk Hyein yang meringis saat melihat anak-anak kelas sebelahnya sedang pada berdiri begitu.

Cewek itu juga suka kena panggil oleh Jake, bukan berarti Hyein kenal sama Jake, Jake gak pernah melakukan apapun ke Hyein, eits itu salah besar, mana ada yang namanya pilih kasih di kelas Jake.

Hyein baru saja mau ke kelasnya, tapi matanya malah melihat Sunghoon.

"Lihat Jake gak?"

"Tuh," ucap Hyein sambil menunjuk ke kelas yang berada di sebelah mereka.

Sunghoon bisa melihat dengan jelas Jake yang sedang berdiri sambil menggendong Jiwon.

Parah, Jake benar-benar gak ada ampun ya saat mengajar ke mahasiswanya.

"Duluan ya, ada kelas soalnya," ucap Hyein yang pamit membuat Sunghoon mengangguk.

Sunghoon membuka pintu kelas di hadapannya dan semuanya langsung terfokus ke Sunghoon termasuk Jake.

"Sini, aku ada kelas lagi pas jam 1," ucap Sunghoon tanpa basa-basi sambil menggendong anaknya ketika Jake memberikan Jiwon ke suaminya.

Anak-anak di kelas ini cuma bisa memperhatikan, giliran sama Sunghoon aja, dosennya itu langsung tersenyum manis begitu.

Pas sama mereka juga senyum sih, tapi senyumnya beda.

Kadang senyum mengejek, kadang juga senyum miring, tersenyum melihat tingkah mereka.

Ketika Sunghoon sudah menggendong Jiwon, dia segera keluar dari kelas, tapi sebelum keluar, raut muka Sunghoon tampak mengejek anak-anak yang sedang berdiri di depan papan tulis itu.

Sialan, Sunghoon gak tau aja kalau Jake itu mengerikan sekali kalau mengajar, beruntung cowok itu gak masuk jurusan seperti mereka.

"Baiklah, lanjut, pokoknya sampai kalian bisa jawab," ucap Jake yang mereka pikir bakalan baik ternyata malah tambah kejam saja.

Intinya Jake mau bawa anak tau enggak, gak ada bedanya, tetap sama saja.

Tbc.

Mungkin part depan bakalan tamat? Hehehe.

Dahlah, semoga suka, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.






















Salam,







Anaknya Taekook.

Underage - sungjake✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang