Jake menghela nafasnya sambil menatap kearah layar laptopnya, ayolah dia menikmati pekerjaannya sebagai dosen.
Namun dia juga lelah menanggapi para muridnya yang bertingkah nakal lebih dari apa yang dia pikirkan.
Resiko memang, dia adalah dosen muda yang baru bekerja selama 1 tahun di kampus ini.
Lalu dia kemudian mengajar mahasiswa baru yang tentunya belum terlalu hapal, kalau kuliah sama sma itu sudah masuk ke bagian yang berbeda.
Jangan samakan sekolah sama kuliah karena itu sudah sangat berbeda sekali, kalau sekolah, para guru yang mengejar muridnya agar nilai mereka tetap bagus dan di usahakan juga agar tetap bagus biar bisa naik kelas.
Tidak seperti kuliah, dosennya tidak peduli, yang penting mereka sudah mengajar, jika muridnya tetap tidak bisa mengerjakan semuanya, maka nilainya gak akan dia usahakan menjadi besar.
Nilainya kecil, maka mengulang kelas tahun depan akan segera menanti.
Jake memasukkan laptopnya ke dalam tasnya, lalu dia membawa tasnya dan berjalan pergi keluar dari ruangannya.
"Mau pulang, Jake?"
"Iya, lagipula gak ada kelas lagi sih, duluan ya, kak," balas Jake sambil tersenyum ketika di tanya oleh seseorang yang berada di bagian admin.
Cewek tersebut mengangguk dan Jake segera berjalan pergi dari ruangannya.
Matanya terfokus kearah banyak mahasiswa yang tampak sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, padahal sudah jam 4 sore, mereka gak berniat pulang apa?
Mungkin kelas malam ya, Jake mengangkat bahunya sambil berjalan kearah parkiran khusus dosen, dia mengeluarkan kunci mobilnya.
Setelah tau dimana mobilnya, Jake segera berjalan kearah mobilnya dan segera masuk, dia sepertinya akan langsung pulang tanpa perlu kemana-mana lagi.
Mau mandi, lalu tidur, kalau dia lapar pasti dia akan bangun sendiri nanti.
Sepanjang perjalanan matanya memperhatikan jalanan yang cukup ramai karena memang jam pulang kerja sih, wajar saja kalau jalanan di sini cukup padat.
Dia menaruh dagunya di stir karena sedang lampu merah, matanya kembali melihat-lihat orang yang sedang menyebrang.
Ada juga yang fokus menyebrang, ada yang sendirian dan ada juga yang sedang pacaran, terlihat dari tingkah mereka yang tampak bahagia begitu.
Jake itu bisa melihat ekspresi orang-orang, kadang orang ekspresi yang senang pun aslinya sedang sedih.
Kenapa malah fokus tentang ekspresi orang coba, Jake segera menjalankan mobilnya lagi ketika melihat lampu yang sudah berubah menjadi hijau.
Akhirnya dia sampai ke rumahnya, Jake baru saja mau menjalankan kembali mobilnya setelah pagar rumahnya itu sudah di bukakan oleh penjaga rumahnya.
Namun dia malah diam sambil keluar dari mobilnya sambil melihat kearah seseorang yang sedang bermain skateboard yang baru saja melewati mobilnya itu.
"Tuan? Gak jadi masuk?" tanya penjaga rumahnya dengan bingung membuat Jake menoleh kearah penjaga rumahnya tersebut.
"Pak, tolong parkir kan mobilku ya," ucap Jake sambil tersenyum dan penjaga rumahnya itu menurut.
Jake lalu kembali menoleh kearah belakangnya dan terlonjak kaget ketika cowok yang sedang main skateboard itu sudah berada di hadapannya.
"Kak Jake."
Jake masih terdiam memperhatikan cowok di hadapannya itu, bukannya 10 tahun yang lalu cowok di hadapannya itu tingginya masih sedadanya.
Kenapa sekarang tingginya sudah melebihi tingginya coba.
"Sunghoon."
Cowok yang dia panggil Sunghoon itu tersenyum sambil memegang papan skateboard nya.
"Apa kabar? Kamu kembali tinggal disini?" tanya Jake membuat Sunghoon mengangguk, cowok itu bahkan tampak belum sempat mengganti seragamnya.
Terlihat kalau cowok itu sudah sma, padahal dulu dia masih sd.
Dan Jake saat itu sudah smp, walaupun umur mereka berbeda cukup jauh, Jake suka aja mengajak Sunghoon untuk main kadang juga suka dia ajak ke minimarket buat beli eskrim.
"Baik, kata bokap sih, kami harus kembali ke rumah disini lagi," balas Sunghoon yang membuat Jake memudarkan senyumannya.
Sunghoon saat masih bocah dengan sekarang itu berubah ya, senyumannya tampak berbeda.
Jika dulu manis, maka sekarang senyuman Sunghoon tampak lebih dingin.
"Mau beli eskrim?"
"Kakak masih menganggap ku seperti bocah 7 tahun?" balas Sunghoon sambil mendengar ajakan cowok yang lebih tua 7 tahun darinya itu.
Jake terdiam, eh? Kenapa dia malah tampak takut gitu, padahal dulu Sunghoon selalu mau dia ajak pergi beli eskrim.
"Eh enggak, ok, gimana ke minimarket, kita beli sesuatu di sana," balas Jake agak gelagapan membuat Sunghoon bingung sendiri namun berakhir dia mengangguk membuat Jake menghela nafasnya.
Kenapa bisa Jake yang berusia 24 tahun, takut dengan Sunghoon yang usianya 17 tahun itu.
Tbc.
Book baru, yeayyy, memang tidak sadar diri, padahal sibuk tugas akhir malah sibuk juga buat book baru, wkwkwk.
Aku kepikiran aja buat cerita age-gap gitu, walaupun emangnya ini age-gap? Umur mereka aja bedanya gak hampir 10 tahun, tapi tetap aja sih, hehehe😏
Ini iseng sih, kalau ada yang baca ya syukur, kalau gak ada ya gapapa, tinggal di unpub aja, xixixi.
Ok, jadi kalian mau lanjut apa enggak? Komen ya!
Vote dan komennya di tunggu, kalau banyak ya aku lanjutlah.
Sampai jumpa di part selanjutnya.
Salam,
Anaknya Taekook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Underage - sungjake✔
Fiksi PenggemarJake kembali bertemu dengan bocah laki-laki yang dulu merupakan tetangganya, namun tentunya semuanya sudah berubah, bocah itu tidak lagi tampak seperti bocah laki-laki yang pernah dia ajak main dulu. #1 in sungjake || 090522 #1 in enhypen || 190522 ...