50. Car.

5.5K 800 95
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Sudah part 50 ya:)

***
Kakak tingkatnya itu menatapnya dengan sangat tajam namun bagi Sunghoon tidak menakutkan sama sekali.

Mengingat cowok ini kan dia buat babak belur saat sma, bukan di smanya di kota ini sih, di smanya di luar kota lalu.

Lagipula saat itu dia gak ada masalah, malah kakak tingkatnya itu cari masalah dengannya, ya Sunghoon tentu saja lawan, buat apa juga dia takut.

"Kenapa diam? Mau bertarung disini?" ucap Sunghoon yang memancing kakak kelasnya agar segera bicara.

Karena tuh cowok hanya diam saja, memang dasarannya penakut, tuh cowok mau bawa teman juga gak akan berpengaruh untuk Sunghoon.

"Sudahlah, kalau kamu terpancing ucapannya, nanti kamu bisa membuat masalah untuk dirimu sendiri," ucap teman dari kakak tingkatnya itu.

Sunghoon mengernyitkan dahinya, oh, boomerang ya? Kenapa kakak tingkatnya bicara begitu coba, emangnya Sunghoon semanipulatif itu apa.

"Kamu suka diinjak oleh adik tingkat kita begitu?" balas kakak tingkatnya tersebut membuat Sunghoon hanya melipat kedua tangannya.

Teman-temannya itu mulai berbisik ke cowok di hadapan Sunghoon.

"Kami juga sebenarnya tidak suka terinjak oleh adik tingkat sendiri, apalagi cowok itu baru saja menjadi mahasiswa baru disini, tapi apa boleh buat, Sunghoon jika membuat masalah, masalahnya akan mudah selesai karena pasangannya adalah pak Jake, lalu dosen kita juga sudah menjadi keluarganya, jangan lupakan yang paling utama, kakeknya pak Jake itu orangnya mengerikan," bisik mereka membuat cowok tersebut cuma bisa mengepalkan tangannya dengan kuat.

Adik kelasnya saat sma dan sekarang sudah menjadi adik tingkatnya di kampus itu memang sudah sudah di hadapan dari sma sampai sekarang.

"Awas kamu," ancamnya yang berjalan pergi ketika tangannya di tarik oleh teman-temannya.

Berbeda dengan Sunghoon yang hanya tersenyum mengejek di sana.

Sunghoon pikir kakak tingkatnya itu akan mengajaknya bertarung, tapi cowok itu malah sudah di tarik duluan oleh teman-temannya.

"Dasar penakut," ledek Sunghoon sambil berjalan kembali ke bangkunya, lalu tangannya merapikan kemeja yang digunakannya, padahal sudah dia gulung sampai ke atas, karena dia sudah siap bertarung tadi.

Anak-anak di kelas ini hanya memperhatikan Sunghoon yang sudah kembali duduk di bangkunya.

Lalu memainkan handphonenya, tidak peduli dengan tatapan orang-orang di kelas ini, kalau gak suka dengannya, kenapa gak langsung ngomong, kalau gak mau adu mulut sekalian aja adu pukul, kan lebih menarik.

"Kamu gak takut kena masalah apa cari masalah sama kakak tingkat?"

Sunghoon menoleh kearah cowok yang bicara dengannya itu.

"Tidak, lagipula kenapa juga aku takut?" balas Sunghoon lalu lanjut memainkan handphonenya.

Dia tidak tertarik mendengar perkataan orang yang tidak berani melawan orang-orang yang merundung tuh cowok.

Padahal cowok kok gak bisa lawan sih, lalu buat apa juga dia masuk jurusan hukum, padahal masuk ke jurusan ini kan harus berani, pintar bicara, dan lainnya, karena nanti bakalan membela klien mereka,  Sunghoon jadi heran sendiri, emangnya menjadi orang miskin harus selalu di tindas apa.

Gunwoo yang mendengar jawaban dari Sunghoon hanya diam sambil duduk di bangkunya.

Dan Sunghoon sudah memasukkan kembali handphonenya ketika ada dosen yang masuk ke dalam kelas ini.

Underage - sungjake✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang