Last part!
Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.
***
Jake bersikap santai tidak memperdulikan murid di kelasnya yang tampak pasrah jika semuanya harus berdiri di depan papan tulis.Gak ada yang bisa menjawab, jadi resiko kalau mereka pada berdiri disini.
"Serius gak ada yang bisa jawab sama sekali?" tanya Jake yang sadar jika semuanya sudah pada berdiri di dekat papan tulis.
Jake bangkit dari bangkunya sambil meraih spidol dari tangan muridnya tersebut.
"Kalian itu harusnya kalau gak ngerti bilang saja gak ngerti jangan iya-iya aja, saya paling suka dengan murid yang terus terang saja kalau dia memang gak mengerti, biar saya ulangi lagi pelajarannya," lanjut Jake sambil menoleh kearah para muridnya yang menunduk itu.
Tangannya terus menulis jawaban dari soal yang tidak bisa di jawab oleh para muridnya.
"Sana duduk, saya jelaskan lagi," suruh Jake membuat mereka langsung berjalan duduk ke bangku mereka masing-masing.
Anak-anak di kelas ini bernafas lega, mereka pikir Jake bakalan menyuruh mereka terus berdiri sampai waktu matkul mereka berakhir.
Ternyata gak sampai sekejam itu ya, tapi tetap saja Jake adalah dosen killer bagi mereka.
Jadi bingung, bagaimana coba anak-anak yang pembimbingnya adalah Jake? Jangankan pembimbing deh, kalau pengujinya seperti Jake, enakan nyerah duluan aja sebelum sidang.
Lalu semua pasang mata melirik kearah handphone Jake yang berbunyi di atas meja, Jake menghentikan menulis di papan tulis untuk melihat siapa yang menelponnya.
"Sebentar."
Ada waktu jeda, anak-anak kelas ini tambah bernafas lega sambil melihat Jake yang duduk sambil mengangkat panggilan tersebut.
Tumben sekali pamannya menelpon dirinya, padahal mereka kan berada di satu kampus yang sama sebagai pengajar.
"Hallo? Ada apa, paman?"
Jake masih bisa tersenyum saat ini sebelum dirinya terdiam membeku.
Anak-anak di kelas ini ikutan terdiam ketika melihat dosen mereka yang saat ini menangis dalam diam saat ini.
Mereka dengan jelas bisa melihat Jake yang tatapannya kosong namun ada air mata yang terus menggalir dari sudut matanya.
Lalu semuanya kembali dikagetkan dengan pintu kelas yang terbuka dan ada Sunghoon yang kembali datang masih dengan Jiwon yang di gendongannya.
"Jake?"
Ada apa sih? Anak-anak di kelas ini tampak kebingungan dengan apa yang terjadi.
Jake menoleh kearah Sunghoon dengan pelan sebelum akhirnya air mata Jake langsung mengalir dengan deras saat ini juga.
"Hei, semuanya akan baik-baik saja."
Sunghoon langsung mengusap air mata Jake yang terus menggalir dengan deras itu.
"Tapi kakek gimana?"
"Ya maka dari itu, ayo pergi, kakekmu pasti baik-baik saja, percaya denganku."
Saat mendengar itu Jake langsung mengangguk, Sunghoon meletakkan anaknya itu ke kereta dorongnya berbeda dengan Jake yang terus menghela nafasnya.
"Maaf, sepertinya kelas saya akhiri sampai disini, kita bertemu lagi nanti," ucap Jake dengan suara kecil membuat yang mendengarnya hanya bisa diam.
Apalagi mereka langsung melihat Jake yang pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Underage - sungjake✔
FanfictionJake kembali bertemu dengan bocah laki-laki yang dulu merupakan tetangganya, namun tentunya semuanya sudah berubah, bocah itu tidak lagi tampak seperti bocah laki-laki yang pernah dia ajak main dulu. #1 in sungjake || 090522 #1 in enhypen || 190522 ...