6.9 Rasa bersalah

542 79 19
                                    

◇◇◇
.
.
.
"Selamat membaca 💙"
.
.
.


Leeteuk duduk termenung dibangku tunggu didepan ruangan dimana heechul berada. Pikirannya mengingat setiap kalimat yang ia dengar siang tadi. Sekarang dia juga ingat dengan permintaan terakhir mendiang istrinya sebelum pergi.

"Jika nanti aku sudah tiada, aku mau oppa menunggu seseorang datang membawa sejuta cinta kasih dan sayang untuk mu juga anak-anak."

"Apa yang kau katakan sayang, aku tak akan mengizinkanmu pergi meninggalkanku juga anak-anak."

"Aku tidak bisa lama-lama lagi oppa, dia sudah menungguku. Aku berharap suatu hari nanti kalian akan bertemu. Terima kasih untuk kebahagian yang selalu engkau berikan dan terima kasih untuk persetujuannya."

"Cukup.. sayang jangan katakan apapun lagi. Aku tak sanggup mendengarnya. Bolehkah aku egois kali ini, aku ingin membatalkan persetujuan itu.. aku tak ingin kalau kamu pergi." ujar leeteuk lagi dengan isak tangis yang tak bisa ditahannya lagi.

"Sampaikan maaf ku untuk anak-anak,, dan aku titip surat yang ada dikotak itu berikan pada mereka saat mereka sudah dewasa. "

Akhirnya dia mengingat permintaan terakhir itu. Yang pernah ia lupakan beberapa tahun terakhir. Leeteuk mengusap wajahnya kasar, dia memilih untuk melihat heechul dari balik kaca.

Didalam sana kekasih hatinya sedang tak baik-baik saja.  Untuk kedua kalinya dia merasa sesakit ini saat melihat seseorang yang berarti dihidupnya terbaring tak berdaya.

"Maafkan saya sudah memukul wajah anda.." terdengar suara dari arah belakang membuat leeteuk menoleh. Tapi dirinya masih tetap terdiam.

"Anda tak perlu khawatir kondisinya sudah membaik, kita hanya tinggal menunggunya siuman."

"Apa kamu juga sudah tau?" ujar leeteuk.

"Ya,, semalam sungmin menceritakan nya pada ku. Saya memang memintanya untuk jujur pada heechul. Tapi saya tak tahu jika dia melakukannya begitu cepat."

"Tapi tuan apa yang akan anda lakukan sekarang setelah tahu tentang semua ini?" tanya hangeng lagi untuk memastikan sesuatu.

"Tahu atau tidak tentang itu aku tetap mencintainya."

"Walaupun anda sudah kehilangan salah satu alasan anda bersamanya?"

"Apa maksud dari pertanyaan bodohmu itu?" bukannya menjawab leeteuk malah melontarkan pertannyaan.

"Tentu saja ingin memastikan keseriusan anda terhadap sahabat, ahh bukan untuk kali ini.. tapi orang yang saya cintai." ucap hangeng tanpa menutupi lagi perasaannya.

"Aku tahu kamu mencintainya, tapi dia hanya menganggab mu sahabatnya tidak lebih."

"Ya.. saya pun tahu. Tapi keadaannya sekarang sudah berbeda bukan. Mungkin ini terdengar egois, tapi tidak menutup kemungkinan dia akan menjauhimu dan juga anak-anak." Hangeng mengatakan hal yang membuat leeteuk terkejut.

"Apa tujuanmu mengatakan hal yang tidak akan pernah terjadi?!" ujar leeteuk dengan menatap tajam kearah hangeng.

"Saya rasa anda sudah tahu maksud ku."

"Dengar kan ini,, Aku tidak akan membiarkanmu mengambil heechul dari ku. Dan akan aku pastikan kau menyesal pernah mengatakan hal ini padaku." leeteuk menegaskan ucapannya dengan mencengkram kerah kemeja yang hangeng kenakan.

"Dan satu lagi.. Aku memang sangat kehilangan calon anakku. Tapi itu tidak akan membuat ku meninggalkannya begitupun sebaliknya dengannya. Terlepas dari keinginan mendiang istriku atau bukan. Yang pasti aku tegaskan padamu, Aku tidak akan membiarkan dia pergi dari ku. Karena dia adalah bagian dari dunia ku sekarang, esok, hingga nanti sampai Tuhan menghendaki kita berpisah." 

MOMMY || EUNSIHAE ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang