Chapter 1

57.9K 2.3K 18
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°

Suara panggilan dari bawah membuat Khadijah segera keluar dari kamar dan menuruni anak tangga rumahnya secara perlahan-lahan.

"Khadijah, ayo turun. Abah sama Bunda udah nunggu kamu buat sarapan."

"Iya Bunda, sebentar. Khadijah pakai hijab dulu."

Sesampainya Khadijah dimeja makan, ia melihat makanan kesukaanya pagi ini, yaitu tumis kangkung yang sudah dibuatkan oleh bunda tersayangnya.

"Khadijah apakah kamu yakin nggak ikut Abah dengan Bunda menjenguk Fahri? Nanti dia ngambek lo kalau kakak tersayangnya nggak ikut." Harun-Abah Khadijah. Ia membuka suara untuk menyakinkan Khadijah kembali setelah berbicara padanya tadi malam.

"Nggak Abah, hari ini Khadijah banyak tugas. Titipkan salam khadijah buat Fahri aja ya?"
"Emang nggak bisa ditinggal ya, Jah? Siapa tau Ijah ketemu sama Ustadz disana terus jadi kesemsem." Salimah-Bunda Khadijah bertanya sambil bercanda dan iiringi dengan sedikit kekehannya.

"Bunda..."

"Yaudah kalo gitu Ijah berangkat ke kampus ya Bah, Bun. Assalamu'alaikum." Khadijah menyalami Harun dan Salimah.

"Wa'alaikumussalam."

Lalu Khadijah pergi meninggalkan Harun dan Salimah dirumah tersebut. Ia pergi ke kampus dengan angkutan umum.

"Padahal Bunda mau lihat gimana ekspresi Ijah kalo dia akan menikah dengan Gus Hafizh," ujar Salimah.

"Nanti biar Hafizhnya sendiri yang datang kerumah, Bun," balas Harun.

"Hm, iya deh. Bunda ikut sama suami aja." Harun langsung mengulas senyum manisnya kepada Salimah.

"Tapi kira-kira Ijah mau nggak ya, Bun?"

"Tenang aja, Mas. Bunda akan coba untuk berbicara dengan Khadijah nanti."

"Tapi mana mungkin juga dia menolak nikah dengan Gus Hafizh," ujar Harun.

"Kita serahkan sama Allah aja ya, Mas? Kalo memang mereka berjodoh, mereka akan segera dipersatukan jika memang sudah waktunya," balas Salimah.

Harun mengangguk kecil seraya berpikir. Memang benar apa yang disampaikan oleh istrinya itu. Mereka akan segera di pertemukan kembali dan disatukan jika memang sudah waktunya untuk berjodoh.

HAFIZDJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang