••••
Pagi ini, Khadijah sedang membuat sarapan dan di temani oleh Gus Hafizh yang sedang mencuci pakaian di kamar mandi. Sejak hubungan mereka telah dilandasi olehnya rasa cinta, Gus Hafizh lebih sering membantu Khadijah.
Saat Gus Hafizh sedang menjemur pakaian yang telah di cuci, tiba-tiba Khadijah teriak kesakitan.
"Aduhhh, Mass!" Teriak Khadijah.
Gus Hafizh yang mendengar itu seketika langsung lari ke dalam rumah dan mencampakkan pakaian itu begitu saja. Baginya Khadijah lebih penting dari pada pakaian itu. Pakaian bisa di cuci kembali, tapi kalo Khadijah? Sudahlah.
"Kenapa, sayang?" Tanya Gus Hafizh dengan panik.
"Perut Ijah, Mas. Perut Ijah sakit kali," ucap Khadijah.
"Ayo sini mas gendong biar kita duduk di sofa depan." Gus Hafizh langsung menggendong tubuh mungil Khadijah.
Sesampainya di sofa, Gus Hafizh langsung mendudukan Khadijah dan memberikan segelas air putih untuknya.
"Sakit banget, Mas," ucap Khadijah yang sudah dipenuhi air mata.
"Saya udah bilang, kamu jangan ngapa-ngapain. Mending duduk diam, nonton tv. Soal pekerjaan rumah, masak biar saya yang kerjain," ucap Gus Hafizh dengan suara parau.
"Khadijah juga mau mendapat ridho dari Allah, Mas. Lagian Khadijah nggak enak kalo Mas Hafizh ngerjain semuanya sendirian," sahut Khadijah.
"Tapi kamu lagi hamil, sayang."
"Mas, justru orang hamil harus banyak bergerak."
"Iya, tapi nanti bukan sekarang. Nanti kalo kandungan kamu udah 8-9 bulan, kamu baru boleh banyak gerak."
"Jadi gimanaa ini, perut Khadijah sakit banget," ucap Khadijah dengan sedikit amarah.
Memang beginilah, sejak hamil Khadijah menjadi sangat moodyan hingga membuat Gus Hafizh harus ekstra sabar untuk menghadapinya.
"Yaudah, kamu duduk sini aja. Saya siapin kerjaan dibelakang habis itu kita makan," ujar Gus Hafizh.
"Yaudah sana!"
Sebelum pergi, Gus Hafizh mendekatkan wajahnya pada perut Khadijah yang usia kandungannya sudah 7 bulan.
"Anaknya Abba sama Umma, kamu baik-baik di sana ya, Nak. Jangan bikin Abba khawatir. Abba nggak bisa melihat Umma kamu kesakitan, sayang. Sehat-sehat ya, Nak, Abba sama Umma tunggu kamu." Setelah itu Gus Hafizh mengecup perut Khadijah.
"Dan ingat, jangan kemana-mana, disini aja," peringat Gus Hafizh kepada Khadijah.
"Iya, Mas." Kemudian Gus Hafizh pergi meninggalkan Khadijah seorang diri di ruang tamu.
Sebenarnya Khadijah hanya bercanda tentang rasa sakit di perutnya. Dirinya hanya merasa bahwa anak yang berada di dalam kandungannya itu sedang menendang kecil hingga menimbulkan sedikit rasa sakit. Namun, ia tidak tau kalau akan mendapatkan larangan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAFIZDJAH
Dla nastolatków⚠️[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!]⚠️ Beberapa chapter telah di revisi! [Bijaklah dalam membaca dan berkomentar!] Menceritakan tentang kisah seorang gadis dan pria yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Khadijah Aleyna Putri Gadis cantik dan sederhana...