Acara selesai setelah shalat isya. Lebih tepatnya pada pukul sembilan malam. Kini juga dekorasi pelaminan milik Gus Hafizh dan Khadijah sudah mulai dibongkar oleh pemiliknya.
Malam ini, Gus Hafizh tidak ikut pulang bersama dengan Hasan dan Fatimah. Ia lebih memilih untuk tinggal semalam di rumah Harun, mertuanya. Gus Hafizh dan Khadijah baru naik ke kamar saat jam sepuluh malam. Mereka menunggu Hasan dan Fatimah pulang terlebih dahulu, dan mengantarnya sampai kedepan pintu rumah.
"Kamu naik duluan aja, saya mau ngambil barang-barang dulu," ucap Gus Hafizh.
Lalu Khadijah pun pergi meninggalkan Gus Hafizh yang ingin mengambil barangnya didalam mobil. Ia masuk kedalam kamar dan mandi. Setelah lima belas menit, akhirnya Khadijah keluar dari kamar mandi yang sudah mengenakan baju dan hijabnya.
Khadijah melihat ke sekeliling kamarnya. Ia tidak menemukan Gus Hafizh didalam kamar tersebut, "Kenapa belum naik juga, ya? Barangnya sebanyak apa? Atau dia salah kamar?" Tanya Khadijah.
Tidak lama kemudian, Khadijah mendengar suara pintu kamarnya terbuka, ia dapat melihat bahwa Gus Hafizh tengah berdiri diambang pintu.
"Boleh saya mandi dan istirahat disini?" Tanya Gus Hafizh.
Khadijah mengangguk kecil mendengar pertanyaan dari Gus Hafizh. "S-saya ambilkan handuknya dulu," ucapnya dengan gugup.
Khadijah pun menyerahkan handuk tersebut kepada Gus Hafizh yang sudah menunggunya di depan pintu kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Melihat Gus Hafizh sudah memasuki kamar mandi, ia menghela napasnya dan membereskan barang-barang milik Gus Hafizh.
Setelah sepuluh menit berada didalam kamar mandi, akhirnya Gus Hafizh keluar. Ia meletakkan handuknya di tempat penjemur handuk.
"Kamu bawa berapa koper?" Tanya Gus Hafizh.
"Dua, Gus. Bisa kan?" tanya Khadijah kembali.
Gus Hafizh mengangguk kecil. Gus Hafizh berjalan dan duduk dipinggir kasur. "Besok kita berangkat bareng Fahri ya, bertiga," ujarnya.
"Iya, Gus. Kalo hanya berduaan saja nanti bisa menyebabkan dosa," balas Khadijah.
"Dosa? Dosa apa?" Gus Hafizh mengerutkan dahinya.
"Iya berdosa, Gus. Masa Gus nggak tau kalo lelaki nggak boleh berduaan dengan perempuan."
"Iya, benar," jawab Gus Hafizh. "Tapi itu bagi yang bukan mahramnya, Jah. Masa kamu juga nggak tau? Atau kamu lupa?" Gus Hafizh menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan mata yang menuju ke arah Khadijah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAFIZDJAH
Roman pour Adolescents⚠️[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!]⚠️ Beberapa chapter telah di revisi! [Bijaklah dalam membaca dan berkomentar!] Menceritakan tentang kisah seorang gadis dan pria yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Khadijah Aleyna Putri Gadis cantik dan sederhana...