Chapter 15

17.9K 1.2K 10
                                    

••••

Khadijah terbangun pukul empat lewat tiga puluh menit dini hari, ia melihat ke arah sebelahnya, namun tidak ada gus Hafizh. Kemudian Khadijah beranjak dan menuang air putih yang berada di atas meja belajarnya. Khadijah mendengar suara keran air menyala, ia juga melihat bahwa pintu kamar mandi tertutup, berarti gus Hafizh sedang mandi.

Sambil menunggu gus Hafizh, Khadijah mencari dan menyetrika pakaian yang akan dikenakan gus Hafizh untuk mengajar dipesantren. Khadijah juga menyiapkan baju gus Hafizh untuk shalat. Pagi ini sepertinya gus Hafizh shalat di masjid pesantren, karena hari ini adalah jadwal gus Hafizh untuk mengisi materi tausiah.

Ceklek.

Suara pintu kamar mandi terbuka, Khadijah membalikkan tubuhnya agar bisa menghadap ke suaminya. Namun, yang terjadi sangat diluar dugaan, benar-benar diluar dugaan.

"ASTAGHFIRULLAH, GUS!"

Khadijah berteriak saat melihat suaminya hanya mengenakan handuk dari pinggang sampai lutut, dan bertelanjang dada sehingga dapat terlihat jelas bagaimana bentuk abs yang ada ditubuh gus Hafizh.

"Ya maaf, saya kirain kamu belum bangun. Jadi saya keluar gini aja," ujar Gus Hafizh dengan santai.

Khadijah langsung melemparkan baju koko yang baru saja selesai ia setrika, lalu Gus Hafizh menangkapnya dan memakainya. Kemudian Khadijah berlalu melewati Gus Hafizh dengan menutup wajahnya, ia hendak pergi kekamar mandi.

Bruk.

"Aaawwhh," ringis Khadijah.

"Makannya jalan itu yang bener. Cemana nggak mau nabrak pintu kalo jalan aja ditutupin gitu," ujar Gus Hafizh yang tengah memakai bajunya.

Malang sekali nasib wanita itu, setelah dikejutkan, kini dirinya kembali menubruk pintu kamar mandi.

Khadijah diam tak menjawab dan segera memasuki dirinya kedalam kamar mandi. Ingin sekali rasanya Khadijah berceloteh akan kejadian pagi-pagi buta ini, namun berbicara dikamar mandi itu berdosa, jadi ia hanya bergumam tak jelas didalam hatinya. Lebih tepatnya jengkel.

Membutuhkan waktu 10 menit untuk Khadijah menyelesaikan mandinya. Khadijah keluar dari kamar mandi sudah dilengkapi dengan gamis berwarna biru dan hijab bergo berwarna hitam, warna favorit Khadijah.

"Kamu mau ikut saya shalat ke masjid nggak?" Tanya Gus Hafizh saat Khadijah sedang menjemur handuknya.

"Boleh?"

"Hadis dari Ummu Salamah RA mengatakan Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik masjid bagi para wanita adalah di bagian dalam rumah mereka.” (HR Ahmad)."

"Hadis dari Salim bin ‘Abdullah bin ‘Umar, juga mengatakan bahwasanya ‘Abdullah bin ‘Umar berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian untuk ke masjid. Jika mereka meminta izin pada kalian maka izinkanlah dia.” (HR Muslim)"

"Jadi boleh-boleh aja kalo kamu mau shalat dimasjid, tapi tetap dengan menjalankan syarat-syaratnya. Contohnya harus izin kepada suami terlebih dahulu," jelas Gus Hafizh kepada Khadijah.

"Kalo gitu, apa Gus Hafizh mengizinkan Ijah untuk shalat berjamaah dimasjid?"

"Selagi bersama saya, pasti saya izinkan," jawab Gus Hafizh.

"Berangkat sekarang?" Tanya Khadijah.

"Ayo!"

••••

Setelah selesai shalat subuh berjamaah dan mendengarkan tausiah yang disampaikan oleh suaminya, kini Khadijah sedang membuatkan sarapan untuknya.

HAFIZDJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang