••••
Pukul delapan pagi, Khadijah dan Faizan sedang berjalan di koridor pesantren Darratul Islam, mereka hendak menuju kearah ruangan pimpinan pesantren Darratul Islam.
Tokk.. tokk.. tokk..
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam." Orang tersebut membuka pintu ruangannya.
"Abba!" Teriak Faizan yang berusia tiga tahun.
Lelaki meloncat hingga menaiki tubuh Gus Hafizh, lalu Gus Hafizh pun menangkap tubuh anak tersebut.
"Ayo masuk sayang." Gus Hafizh mempersilahkan istrinya itu untuk masuk kedalam ruangan tersebut.
Tepat tiga tahun yang lalu, saat seminggu setelah kelahiran Faizan, Gus Hafizh telah resmi menjadi pimpinan utama pondok pesantren Darratul Islam.
"Kamu masak apa?" Tanya Gus Hafizh.
"Ayam gulai sambal belacan, Mas," jawab Khadijah.
"Mauu."
"Sebentar ya, Ijah buka dulu bekalnya."
Kemudian Khadijah membuka bekal yang telah ia siapkan untuk suaminya tersebut.
Mata Gus Hafizh sangat berbinar saat iya melihat masakan kesukaan yang telah di masak oleh Khadijah. Gus Hafizh menjadi sangat lapar.
Ketika hendak melahap sarapannya, Gus Hafizh melihat ke arah Faiz yang sedang bermain di ruangannya, dan beralih menatap Khadijah yang tengah membereskan beberapa berkas kuliahnya.
"Faiz udah sarapan, Nak?" Tanya Gus Hafizh.
"Uda, tapi Faiz maci lapel, Ba."
"Mau Abba suapin?"
Faizan menganggukkan kepalanya dengan antusias.
"Ayo, baca dulu doanya," titah Gus Hafizh kepada Faizan.
"Alaahumma barik lanaa fiimaa razaqtanaa waqinaa 'adzaa bannar, aamiin."
Kemudian Gus Hafizh memasukan satu sendok nasi dan ayam gulai tersebut ke mulut Faizan.
"Abba!" Panggil Faizan saat Gus Hafizh menyendokkan nasi ke dalam mulutnya.
"Hm," jawab Gus Hafizh sambil mengunyah.
"Umma beyum mam," ujar Faiz.
"Kenapa belum sarapan, sayang?" Tanya Gus Hafizh.
"Tadi kesiangan, Mas."
Gus Hafizh menggelengkan kepalanya lalu beranjak dari duduknya sambil membawa bekalnya dan duduk di sofa, tepat di sebelah Khadijah.
"Ayo saya suapin." Gus Hafizh menyendokkan nasi kedalam mulut Khadijah.
"Faiz sini, Nak," panggil Gus Hafizh.
"Abba, Faiz mau agii," rengeknya.
"Iya, ayo Abba suapin sama Umma juga."
Faiz langsung menghampiri Abba dan Umma nya yang sedang duduk di sofa dalam ruangan tersebut.
"Kamu ke kampus sama siapa?" Tanya Gus Hafizh.
"Rizka, Mas."
"Emangnya dia nggak dianter Ustadz Zikri?"
"Ustadz Zikri yang nyuruh Rizka untuk bawa mobilnya. Tapi.."
"Apa?"
"Harus Rizki yang mengantar kami," lanjut Khadijah.
Gus Hafizh mengangguk paham. Sebenarnya ia sangat ingin mengantarkan istrinya ke kampus, namun ada kerjaan yang tidak bisa ia ditinggal di pesantren.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAFIZDJAH
Teen Fiction⚠️[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!]⚠️ Beberapa chapter telah di revisi! [Bijaklah dalam membaca dan berkomentar!] Menceritakan tentang kisah seorang gadis dan pria yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Khadijah Aleyna Putri Gadis cantik dan sederhana...