Chapter 32

12.5K 842 5
                                    

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Hari ini, Khadijah sudah di perbolehkan pulang kerumah bersama dengan bayinya itu.

"Bunda sama Abah nggak mau ikut kerumah kita dulu?" Tanya Gus Hafizh kepada mertuanya.

"Nanti kita nyusul kerumah kamu, ya. Tapi untuk sekarang ini, biarkan Fahri yang mengantarkan kalian pulang kerumah," jawab Harum.

"Yaudah, kalo gitu Abah sama Bunda hati-hati dijalan," ucap Gus Hafizh.

"Kalian juga hati-hati ya," balas Salimah.

"Kita pamit pulang duluan ya Bun, Bah." Khadijah menyalami punggung tangan Harun dan Fatimah di ikuti dengan Gus Hafizh dan Fahri.

"Fahri, bawa mobilnya pelan-pelan aja," ujar Salimah.

"Siap, Bundahara." Fahri memberikan tanda hormat pada Bunda.

Kemudian Khadijah masuk ke dalam mobil lebih dulu karena Gus Hafizh dan Fahri akan meletakkan barang-barang yang mereka bawa untuk dimasukkan ke dalam bagasi.

"Dada." Salimah membalas lambaian tangan Khadijah saat mobilnya sudah melaju.

"Dek!" Panggil Khadijah.

"Iya, Mbak. Kenapa?" Tanya Fahri.

"Emangnya Bunda mau kemana? Kan yang meeting cuma Abah doang."

"Hmm, anu, Mbak. Bunda harus ngawani Abah untuk meeting, soalnya hari ini asistennya Abah nggak bisa masuk karena sedang melakukan acara akad diluar kota," jawab Fahri.

"Ooh, gitu toh. Yaudah deh."

Mata Khadijah tertuju pada sebuah paperbag yang berada di dekat kakinya. Khadijah ingin membuka paperbag tersebut, namun tidak bisa. Kalau saja dia mengambilnya, pasti Faizan akan kejepit karena tubuh Khadijah yang merunduk ke bawah.

"Mas!"

"Iya, sayang?" Jawab Gus Hafizh dengan lembut.

"Itu apa?" Gus Hafizh mengikuti arah jari Khadijah yang sedang menunjuk sesuatu.

"Saya juga nggak tau. Tapi semalam paperbag itu dari Fardhan."

"Kak Fardhan datang?" Gus Hafizh menganggukkan kepalanya.

"Kok Khadijah nggak tau sih?" Tanyanya dengan nada sewot.

"Kamu tidur, sayang. Saya nggak tega banguni kamu."

"Lagian Fardhan juga bilang kalo dia cuma mau lihat keadaan kamu sama Faiz, bukan mau mengganggu," lanjut Gus Hafizh.

Khadijah mengangguk paham atas apa yang telah di katakan oleh Gus Hafizh kepadanya itu.

"Mas, matanya kok hitam?" Lagi dan lagi Khadijah bertanya kepada Gus Hafizh.

"Saya juga nggak tau kenapa," jawab Gus Hafizh dengan berbohong.

HAFIZDJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang