Chapter 51

11.1K 797 56
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Mas, aku rindu."

Gus Hafizh sangat mengenal suara yang barusan mengajaknya berbicara. Ia langsung membalikkan tubuhnya seratus delapan puluh derajat.

"Khadijah," panggil Gus Hafizh. Lalu Gus Hafizh melangkahkan kakinya untuk mendekatkan dirinya dengan Khadijah.

"Khadijah kangen banget sama mas Hafizh," ucap Khadijah.

"Aku juga rindu sama kamu, Jah. Rindu banget," balas Gus Hafizh.

"Ayo, mas. Ayo kita kembali bersama-sama lagi."

Khadijah meraih wajah tampan Gus Hafizh lalu menciumnya dengan lembut dan juga penuh dengan kasih dan sayang. Khadijah menatap dengan lekat wajah tersebut. Ia benar-benar merindukan wajah, aroma, suara, pelukan, dan juga sosok Gus Hafizh di sisinya. 

"Jangan tinggalin aku lagi, Jah," ucap Gus Hafizh dengan suara seraknya.

Mendengar ucapan tersebut, Khadijah hanya mampu tersenyum. Ketika Gus Hafizh berusaha untuk memeluknya, tubuh Khadijah semakin jauh darinya hingga tak terlihat lagi di hadapan Gus Hafizh.

"Khadijah, jangan pergii!!" Teriak Gus Hafizh.

"Khadijahh!!!"

"Khadijahh!!" Teriak terakhir tersebut mampu membangunkan Gus Hafizh dari tidurnya.

"Astaghfirullahaladzim," gumam Gus Hafizh.

Ceklek.

Gus Hafizh menolehkan pandangan ke arah pintu kamarnya yang baru saja terbuka. Faizan, putra pertamanya baru saja membuka pintu tersebut.

"Abang, kenapa?" Tanya Gus Hafizh.

"Abba kenapa?" Tanya Faizan kembali.

"Nggak papa, bang. Abba cuma kecapekan aja," jawab Gus Hafizh.

"Abba rindu dengan Umma?"

Gus Hafizh mengulas senyum manisnya kepada Faizan. Lalu ia berjalan ke arah lemari dan mengambil sebuah kotak berwarna hitam yang berisi barang-barang peninggalan Khadijah.

Kemudian Gus Hafizh menyerahkan kotak tersebut kepada Faizan. Tidak hanya itu, Gus Hafizh juga menyerahkan juba dan kufiya miliknya.

"Kenapa dikasih ke Faiz, Abba?" Tanya Faizan yang menerima barang-barang tersebut.

"Abba titip barang-barang ini sama kamu, Ella dan juga Rendra."

"Tapi kenapa?"

"Kalian pakailah. Karena juba dan kufiya ini pemberian Umma kalian. Dulu, waktu Abba ulang tahun pertama setelah menikah dengan Umma, dia mengaitkan antara benang dengan benang yang lainnya menjadi juba ini."

HAFIZDJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang