Extra Chapter

12.6K 771 53
                                    

Hola, guyss!

Kalian pasti bingung karena cerita Hafizdjah update lagi.

Tenang, tenang! Ini itu sebenarnya extra chapter, tapi judulnya aku bikin yang lain, hihi.

Jadi ini itu chapter tentang kehidupan Faizan dan si kembar setelah kepergian orang tuanya.

Yaudahlah, dari pada dari pada yakan, mending kita baca sama-sama saja.

HAPPY READING FOR LAST, LUR😍

•••

Faizan memberhentikan mobilnya di parkiran TPU. Sepulang dari acara wisudanya, ia dan si kembar berniat untuk  mampir terlebih dahulu ke makam Gus Hafizh dan Khadijah.

Dengan memakai toganya, Faizan berjalan menelusuri pemakaman tersebut. Ia membawa dua buket bunga mawar berwarna merah.

Faizan mengambil posisi jongkok di tengah-tengah makam orang tuanya. Begitupun dengan Aqiella dan juga Narendra.

"Assalamu'alaikum, Umma, Abba," ucap Faizan. Ia membersihkan nisan dam makam milik Khadijah.

Sedangkan Aqiella dan Narendra juga membantunya untuk membersihkan makam milik Gus Hafizh.

Kemudian Faizan meletakkan satu buket bunga mawar diatas makam Khadijah, dan satunya lagi diletakkan diatas makam Gus Hafizh oleh Aqiella.

"Alhamdulillah ya, Faiz udah sarjana kayak Umma dan Abba. Nanti kalo Faiz ada waktu, Faiz akan lanjut ke S2," ujarnya pada kedua gundukan tanah yang berada di sampingnya.

"Setelah ini El sama Ren juga akan kuliah. Bahkan mereka juga merupakan lulusan terbaik di pesantren," lanjutnya.

"Abba sama Umma harus tau kalo Abang juga merupakan mahasiswa cumlaude dikampusnya. Peringkat pertama," sahut Aqiella dengan menekankan kata peringkat pertama.

"Faiz mau ucapin makasih ke Umma sama Abba. Makasih karena udah mendidik Faiz hingga Faiz menjadi seperti ini. Kalo bukan karena dukungan dan ajaran serta bimbingan dari kalian, mungkin Allah nggak ridha Faiz menjadi seperti ini. Tapi alhamdulilah, Allah ridha. Allah ridha karena Umma dan Abba ridha terhadap Faiz," ucap Faizan.

"Terimakasih ya, Umma, Abba."

"El nggak tau harus ngomong apa. Tapi intinya El bangga sama Umma dan Abba," ucap Aqiella. "Walaupun El belum pernah melihat Umma."

"Terimakasih ya, Umma. Terimakasih telah berjuang demi kami dan mengenalkan kami pada Abba. Walaupun Ren dan kak El belum pernah ketemu sama Umma, tapi kami berdua sangat sayang sama Umma," sahut Narendra.

"Umma tau nggak? Dulu Abba sering banget cerita tentang Umma. Bagaimana perjalanan Abba mengenal Umma sampai Umma mengandung kami. Kalian orang tua terhebat yang kami punya."

"Umma tau? Sekarang Bang Faiz juga nggak kalah hebat, loh," ucap Aqiella. "Bang Faiz yang membiayai kami sekolah. Abang juga mengurus bisnis Abba. Bahkan sesekali Abang disuruh untuk jadi guru pengganti di pesantren."

"Tapi Abang menolak untuk menjabat sebagai pimpinan pesantren," lirih Aqiella.

"Abang bilang kalo Abang belum bisa menjadi pemimpin yang baik. Padahal, Abang udah menjadi yang terbaik untuk kami," sahut Narendra.

HAFIZDJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang