Chapter 44

8K 687 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Ngambek nih pasti," batin Gus Hafizh yang saat ini tengah menyusul Khadijah dimobil bersama Faizan.

Gus Hafizh membuka kunci pintu mobilnya, lalu dengan segera Khadijah pun masuk kedalam mobil tanpa memperdulikan dirinya.

"Ya Allah.." gumam Gus Hafizh di dalam hatinya.

Gus Hafizh membukakan pintu mobil bagian belakang agar Faizan masuk kedalamnya. Setelah itu ia juga masuk ke dalam mobil dengan tidak lupa menyimpan belanjaannya terlebih dahulu di bagasi belakang.

Gus Hafizh melajukan mobilnya. Hari sudah mulai petang, Gus Hafizh lebih memilih pulang karena ia juga tidak tau harus kemana kalau Khadijah sudah seperti ini. Diam seribu bahasa.

Sepanjang perjalanan, Khadijah sama sekali enggan menatap ke arah suaminya. Pandangan Khadijah terus menatap jalanan melalui jendela mobil milik suaminya itu.

"Ijah," panggil Gus Hafizh dengan lembut.

"Sayangg!!"

"Ya zaujatii, jangan ngambek seperti ini. Saya bingung jadinya," ucap Gus Hafizh dengan suara paraunya.

"Zaujatii..."

"Jangan diemin saya seperti ini, Jah."

"Fokus nyetir aja, mas. Bahaya kalo sambil ngomong," sahut Khadijah.

Walaupun jawabannya seperti itu, setidaknya Gus Hafizh merasa lega bahwa Khadijah masih mau berbicara padanya. Gus Hafizh pun kembali memfokuskan dirinya untuk mengemudi.

•••

"Khadijah!!" Panggil Gus Hafizh ketika Khadijah tidak juga membuka pintu kamarnya.

Sejak dirumah tadi, Khadijah mengurungkan dirinya didalam kamar seorang diri. Rasa kesal menjulur di hatinya ketika Gus Hafizh tidak membelanya saat Aca mengira bahwa dirinya adalah sebagai kakak Gus Hafizh.

Khadijah membiarkan Gus Hafizh dan Faizan diluar kamarnya. Sebenarnya, Khadijah hanya ingin meredam segala rasa kesalnya agar tidak ia luapkan kepada Gus Hafizh maupun Faizan.

Bahkan ketika hendak shalat pun, Khadijah juga tidak membuka pintu kamarnya. Hingga membuat Gus Hafizh baru shalat dimasjid dari pada shalat dirumah tanpa seorang istri.

Karena tidak ingin Faizan mengetahui bahwa dirinya sedang ada masalah dengan Khadijah, Gus Hafizh pun mengantarkan Faizan kerumah Umminya dan membiarkan Faizan bermain disana sementara waktu.

Sudah berjam-jam yang lalu, Khadijah masih juga belum membuka pintu kamarnya. Gus Hafizh mengacak-acak rambutnya dengan prustasi.

HAFIZDJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang