Chapter 22

17.8K 1.1K 3
                                    

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

"khadijah!!"

Gus Hafizh memanggil Khadijah dari pintu. Kemudian dia menghampiri khadijah yang sedang mencuci piring di wastafel.

"Kamu nggak kuliah?"

"Ini hari sabtu."

"Khadijah saya mau bicara." Gus Hafizh menarik lengan Khadijah saat Khadijah hendak pergi meninggalkan dia.

"Lepas!" Pinta Khadijah.

Kemudian Khadijah melangkahkan kakinya kedalam kamar. Sejak kejadian tadi malam, ia menjadi sangat malas untuk menatap suaminya itu. Bagi Khadijah menatap suaminya sama saja mengundang rasa sakit itu kembali lagi dalam dirinya.

Khadijah memasuki kamarnya, ia lebih memilih dikamar dan merapikan pakaian yang berserakan di dalam lemari. Dia sudah benar-benar lelah dengan Gus Hafizh.

Sebenarnya Khadijah penasaran kenapa Gus Hafizh sudah pulang. Bukannya ini masih jam sembilan pagi? Seharusnya masih dalam jam mengajar di pesantren.

"Khadijah!" Panggil Gus Hafizh yang sudah berada di depan pintu kamar.

Namun khadijah tidak menghiraukannya. Dirinya tetap tidak ingin mendengarkan apa yang akan di sampaikan oleh Gus Hafizh.

"Kamu beneran mau pisah?" Tanya Gus Hafizh.

Tidak ada jawaban.

"Khadijah, saya cuma mau kasih tau kalo Fahri pingsan di pesantren," ujar Gus Hafizh.

Bruk!

Khadijah langsung terduduk lemas di lantai. Kakinya terasa seperti tidak bertenaga dan tubuhnya tidak berdaya untuk berdiri kembali. Khadijah menangis setelah mendengar kabar tersebut. Rasa takut itu kembali datang menghantui dirinya.

Gus Hafizh langsung menghampiri Khadijah, ia terkejut melihat tubuh Khadijah yang tiba-tiba terduduk lemas saat mendengar kabar tersebut. Gus Hafizh tau bahwa yang di sampaikannya itu adalah kabar buruk. Namun, ia tidak sangka kalo Khadijah akan seperti ini.

"Kamu kenapa, Khadijah?"

"Ari dimana, Gus? Ijah mau ketemu sekarang dengannya," ucapnya dengan gemetar.

Melihat tubuhnya yang bergetar dengan hebat pula, Gus Hafizh langsung membawanya kedalam pelukannya.

"Khadijah takut, Gus. TAKUT!" Khadijah berteriak histeris.

Kini sekujur tubuh Khadijah sudah gemetaran. Persekian detik kemudian Khadijah langsung menutup matanya dengan tubuh yang sudah tidak bertenaga lagi.

"Khadijah!" Gus Hafizh memukul pipi Khadijah.

Menyadari Khadijah yang tengah pingsan, Gus Hafizh langsung membawa dan memindahkannya ke atas kasur yang jauh lebih empuk.

"Kamu kenapa, Jah? Trauma apa yang membuat kamu seperti ini," gumam Gus Hafizh saat ia mengingat sesuatu.

HAFIZDJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang