Chapter 50

7K 661 16
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Beberapa tahun kemudian....

"Hafizh!" Teriak Nufardhan.

Mendengar namanya dipanggil, Gus Hafizh memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat. Ia menghadap ke arah belakang dan melihat sosok yang tadi memanggilnya.

Gus Hafizh mengulas senyumnya. "Kenapa, Dhan?" Tanya Gus Hafizh.

"Kamu habis meeting?"

"Iya, Dhan. Udah sore gini kok kamu belum pulang?" Tanya Gus Hafizh.

"Masih ada pasien, Fizh," jawab Nufardhan.

"Banyak lagi?" Nufardhan mengangguk kecil.

"Banyak pasien banyak bonus," ucap Gus Hafizh.

Nufardhan hanya bisa terkekeh kecil mendengar ucapan Gus Hafizh. "Yaudah, aku balik kerja lagi, ya. Hati-hati kalo mau balik, Fizh."

"Iya, Dhan."

"Aku duluan, Assalamu'alaikum," pamit Nufardhan.

"Wa'alaikumussalam, Dhan."

Gus Hafizh kembali melangkahkan kakinya di koridor rumah sakit. Selama Gus Hafizh berjalan, ia terus menjaga pandangannya dengan menatap lantai rumah sakit yang berwarna putih.

Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika ia merasa bahwa ada orang yang menghalangi jalanya saat ini. Gus Hafizh mendongakkan pandangannya. Ia melihat sosok lelaki bersama sedang menggandeng tangan wanita yang tak asing dimatanya.

"Ada apa?" Tanya Gus Hafizh.

"Assalamu'alaikum, kak Nazeef," ucap wanita itu.

"Wa'alaikumussalam, Aca?" Tanya Gus Hafizh.

"Iya, Kak," jawabnya.

Kini mata Gus Hafizh beralih menatap sosok lelaki yang sejak tadi menggandeng telapak tangan milik Aca sambil. Gus Hafizh melemparkan senyumnya kepada lelaki tersebut.

"Salam kenal, Ashraf. Suaminya Aca." Ashraf mengulurkan tangannya kepada Gus Hafizh.

Dengan senang hati, Gus Hafizh membalas uluran tangan tersebut. Kini mereka berjabat berdua saling berjabat tangan.

"Nazeef, temen kuliahnya Aca," balas Gus Hafizh.

"Sendirian aja, kak?" Tanya Aca.

HAFIZDJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang