•••
"ustadz!!" Panggil ustadzah Tika.
Ustadzah Tika berlari kecil untuk menghampiri ustadz Tegar dan ustadz Zikri yang sedang ingin berjalan ke arah pesantren.
"Assalamu'alaikum, ustadz," salam ustadzah Tika kepada keduanya.
"Wa'alaikumussalam."
"Ada yang bisa dibantu?" Tanya ustadz Zikri.
Ustadzah Tika menganggukkan kepalanya. Ia memang sedang membutuhkan bantuan dari mereka berdua.
"Dimana Gus Hafizh? Saya udah cari kerumahnya tapi nggak ada," tanya ustadzah Tika.
"Mau apa kamu, ustadzah?" Tanya ustadz Tegar dengan nada yang sedikit tinggi.
"Cuma mau ketemu," lirihnya.
"Belum puas kamu buat Ning Khadijah cemburu?"
"B-bukan begitu, ustadz."
"Lalu-"
Ustadz Zikri menahan ustadz Tegar agar dirinya berhenti untuk berbicara, lalu ia pun beralih bertanya kepada ustadzah Tika dengan nada yang cukup damai.
"Kenapa ustadzah tadi malam berada di area ndalem?"
Ustadzah Tika diam membisu, ia sangat tidak berani menjawab karena dirinya takut apabila ustadz Zikri juga akan memarahinya sama seperti ustadz Tegar.
"Ustadzah, katakanlah," ucap ustadz Zikri.
"Saya mau berbicara dengannya."
"Juga dengan Ning Khadijah," lanjut ustadzah Tika.
"Mereka lagi ndalem sedang menemui Ummi," balas ustadz Zikri.
"Baik, ustadz. Terimakasih."
"Ustadzah mau kesana?"
Ustadzah Tika menganggukkan kepalanya dengan cepat, ia harus membicarakan sesuatu kepada kedua pasutri itu.
"Biar kami antar," ucap ustadz Tegar.
Kemudian mereka kembali berjalan menuju ndalem untuk mengantarkan ustadzah Tika. Sebenarnya ustadz Tegar hanya penasaran apa yang ingin dilakukan olehnya terhadap kedua pasangan itu.
Sesampainya di ndalem, ustadzah Tika langsung berhadapan oleh Gus Hafizh beserta Khadijah. Tidak hanya itu, ustadz Tegar dan ustadz Zikri masih menunggu aksi maupun ucapan yang keluar dari mulutnya.
"Ada apa, ustadzah?" Tanya Khadijah.
"Saya ingin minta maaf kepada Ning dan Gus atas perbuatan dan kelakuan saya selama ini terhadap kalian. Saya yang udah berencana dan berusaha untuk menghancurkan rumah tangga kalian. Saya minta maaf atas kesalahan saya ini," ucapnya dengan kepala menunduk.
Khadijah langsung memeluk tubuh ustadzah Tika dengan erat. Sungguh, bahwa dirinya sudah sepenuhnya telah memaafkan wanita tersebut.
"Nggak papa, ustadzah. Yang berlalu, maka biarlah ia berlalu," balas Khadijah.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAFIZDJAH
Roman pour Adolescents⚠️[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!]⚠️ Beberapa chapter telah di revisi! [Bijaklah dalam membaca dan berkomentar!] Menceritakan tentang kisah seorang gadis dan pria yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Khadijah Aleyna Putri Gadis cantik dan sederhana...