Chapter 48

6.2K 524 9
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Ddrrtt... Ddrrrtt... Ddrrtt...

"Ponsel siapa?" Tanya Gus Hafizh yang sedang melipat perlengkapan shalatnya.

"Sebentar, Ijah lihat dulu." Khadijah berjalan menuju arah nakas dimana ponsel itu terletak.

"Mas," panggil Khadijah. Gus Hafizh membalikkan tubuhnya setelah mendengar panggilan dari Khadijah.

"Hm, ada apa?" Tanya Gus Hafizh.

"Mas Fitrah nelepon. Ini juga tadi ustadzah Deslin nelepon Ijah tapi nggak terjawab."

"Ada apa pagi-pagi begini?" Batin Gus Hafizh.

Gus Hafizh langsung menyimpan peralatan sholatnya di dalam lemari. Ia bergegas mendekat ke arah Khadijah dan mengambil alih ponsel tersebut.

"Assalamu'alaikum, kenapa mas?" Tanya Gus Hafizh.

"..."

"Sekarang kalian dimana?"

"..."

"Bawa keruangan saya dan tunggu saya disana sampai datang ya."

"..."

"Wa'alaikumussalam." Gus Hafizh menutup panggilan telepon tersebut.

"Kenapa, mas?" Tanya Khadijah penasaran.

Belum sempat Gus Hafizh menjawab pertanyaan dari istrinya, tiba-tiba muncullah dua sosok lelaki diambang pintu kamar mereka.

"Umma!! Abba!!!" Teriak Faizan.

"Ari, Faiz," sahut mereka Berdua. Fahri dan Faizan melangkah dan memasuki kamar milik Khadijah dan Gus Hafizh.

"Udah shalat?" Tanya Khadijah.

"Alhamdulillah, mbak. Bahkan tadi Faiz nyamperin kamar Ari untuk shalat berdua," jawab Fahri.

Gus Hafizh mengulum senyumnya. "Faiz, kenapa nggak ke kamar Abba sama Umma?" Tanya Gus Hafizh.

"Faiz udah besar, Abba. Faiz harus mandirii!!" Jawab Faizan.

"Nggak papa kok, Gus. Fahri seneng kalo sholat ada kawannya." Fahri menjeda ucapannya. "Setidaknya kalo bukan istri, ya minimal keluarga sendiri," lanjutnya.

"Pengen nikah? Siapa calonnya?" Tanya Gus Hafizh.

"Belum ada, Gus," jawab Fahri.

"Mending kamu fokus kuliah dulu, terus cari kerjaan."

Fahri mengangguk kecil. "Seandainya dulu Ari dengerin kata Bunda sama Aba," lirihnya.

"Apa?" Tanya Gus Hafizh yang memang tidak mengetahui hal tersebut.

"Bunda sama Abba berpesan untuk langsung kuliah, tapi Ari maunya bersantai dirumah dulu selama dua tahun," jawab Khadijah.

"Udah, nggak papa. Kalo pun kamu menyesal, emangnya waktu bisa diputar kembali?" Tanya Gus Hafizh yang dijawab dengan gelengan kepala dari Fahri.

HAFIZDJAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang