3. Memecahkan Masalah Sihir

1.5K 223 10
                                    

Please don't be a silent reader, vote and coment untuk menghargai suatu karya.

Note:
"Aku adalah Solar, si tampan!" = Ini adalah pikiran batin atau POV.
Kata ganti orang
Aku - Kamu : informal
Saya - Anda : formal

Happy Reading!!!

[The Real One Counterattacked]

🌑🌟


Lambency Amato, Raja dari Kerajaan Lambency, Ayah dari Ketujuh Pangeran. Dia tidak fokus dalam mengerjakan pekerjaannya sejak perjamuan makan siang tadi. Semua itu dikarenakan, anak angkatnya. Anak yang sudah lima tahun tinggal di dalam Istana Kerajaan menggantikan anaknya yang menghilang.

"Solar ..." Gumamnya. "Kamu dimana?"

Krieet! Blam!

Mechabot masuk ke dalam ruang kerja, sementara itu Amato sama sekali tidak menggubris kedatangannya.

"Ada apa, Amato?" Robot itu mendekati Amato. "Wajah mu terlihat tidak baik."

"Mechabot, bagaimana menurutmu?" Tanya Amato.

"Huh?! Apanya?" Mechabot tidak tahu apa yang sedang dipertanyakan oleh Tuannya.

"Bagaimana pendapatmu tentang Solar?" Ucap Amato.

"Kamu ini, tolong bicara lebih jelas lagi dong. Solar palsu atau Solar asli?" Tanya Mechabot.

Amato menyenderkan punggungnya di kursi. "Keduanya." Ucap Amato.

"Geh..." Mechabot menatap Tuannya dengan malas. "Kalau yang kamu maksud adalah sifat, hampir mirip. Kalau kepintaran, hampir mirip. Hmm... Hanya itu."

"Hahahaha~" Amato tertawa dengan tidak minat. "Semuanya hampir mirip, huh?"

"Kalau menurut mu sendiri bagaimana? Solar 'kan anak mu." Ucap Mechabot.

Amato, memejamkan matanya. "Sama seperti mu." Katanya.

Mechabot hanya diam saja, tidak ingin perasaan tuannya semakin aneh. Menurutnya, itu merepotkan.

"Mechabot, menurutmu kenapa Solar menghilang?" Tanya Amato, masih dengan keadaan menutup mata.

"hmm... mungkin dia mengetahui ramalan lalu menghilang."

"Apa?!" Amato membuka kedua matanya, lalu kembali duduk dengan duduk. "Maksudmu, aku mempercayai ramalan itu?!"

"Tidak—"

"YANG BENAR SAJA! AKU SAMA SEKALI TIDAK MEMPERCAYAI RAMALAN ITU!" Teriaknya marah.

Tuh, 'kan. Mechabot benar, tuannya itu sangat merepotkan.

"Aku memang sangat peduli dengan Kerajaan ini tapi, aku menyayangi Solar murni sepenuh hati. Ayah macam apa aku, yang menjadikan anak-anaknya sebagai kemakmuran Kerajaan." Amato, kembali tenang. "Saat Solar asli menghilang, aku sangat panik. Tapi kebetulan aku bertemu dengan Solar."

Amato, memangku dagunya di atas punggung kedua tangganya. "Saat melihatnya, aku merasa kalau dia adalah Solar tapi, aku juga merasa kalau dia bukan Solar." Ucapnya.

"Jadi, aku langsung membawa Solar ke Istana. Biasanya sesama saudara, akan ada ikatan yang dalam diantara mereka terutama mereka kembar. Tetapi, saat Solar datang, anak-anak malah tidak menyukainya dan mengatakan kalau dia adalah palsu. Mau tidak mau, aku juga mengatakan kalau Solar yang kubawa memang palsu dan dijadikan pengganti 'Solar Asli' untuk sementara." Lanjutnya.

The Real One CounterattackedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang