24. Sidang Istimewa

998 174 3
                                    

Please don't be a silent reader, vote and comment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

[The Real One Counterattacked]

✧♡✧

Hari Sidang Istimewa, begitulah katanya. Setelah Goth Melody dijadikan tersangka, kabar tersebut langsung tersebar ke seluruh pelosok negeri. Sidang pun langsung dilaksanakan setelah penetapan tersangka, di hari berikutnya. Orang-orang yang tidak dapat masuk, berkumpul hingga memenuhi jalan kecil di luar. Karena mereka mengkhawatirkan masa depan negeri ini.

"Suatu hari, turun ramalan seperti ini ..."

'Tujuh Pangeran Lambency akan lahir sebagai Elementalis, yang dapat memakmurkan negeri ini. Jika salah satunya menghilang, maka bencana akan datang ke negeri ini.'

"Lalu kemudian, Tujuh Pangeran Lambency benar-benar lahir. Dengan kata lain, ramalan tersebut benar apa adanya. Penduduk pun semakin mempercayai ramalan tersebut, setelah merasakan adanya sedikit kemajuan di negeri mereka."

Orang yang dari tadi mengatakan kalimat-kalimat tersebut, meneteskan air matanya. "Jika hilangnya satu Pangeran dapat membuat bencana, bagaimana dengan kematian salah satu Pangeran?" Air matanya terus mengalir.

"Apakah kiamat yang akan datang?" Ia memasang tampang suram.

"Jika benar, kita tidak dapat membiarkan hal tersebut terjadi, bukan?" Lanjutnya. "Karena itu ..."

"SIAPAPUN YANG MENGHALANGI MASA DEPAN LAMBENCY HARUS DI HUKUM MATI!!!"

Tiba-tiba ia berteriak, dihadapan banyak orang.

"CIH! BENAR ITU!!!"

"BENAR! HUKUM MATI, PENJAHAT!"

"HUKUM MATI! HUKUM MATI!"

Orang-orang yang mendengar pidato dari orang asing, menyetujui pernyataan tersebut. Berteriak meminta keadilan demi negeri tercinta.

Huftt!

Solar, membuang nafasnya panjang. "Lanjutkan perjalannya." Ujarnya. Kereta Kuda yang ia tumpangi, kembali berjalan setelah berhenti sejak beberapa menit yang lalu.

Solar ditetapkan sebagai Saksi Korban, sehingga ia diharuskan menghadiri sidang. Solar, berangkat sendirian ke tempat Sidang dengan kereta kuda yang telah disiapkan. Untungnya, kereta tersebut bukan milik Kerajaan, sehingga Solar tidak dihentikan untuk diwawancara oleh orang-orang yang mengelilingi tempat Sidang dari luar.

Aku tidak sengaja mendengar pidato orang tadi. Aku akui bahwa pidato tersebut mengesankan, itu terbukti dengan orang-orang yang ikut antusias.

Solar, menyadarkan kepalanya di dekat jendela yang tertutup tirai, untuk melihat situasi yang terjadi diluar. Masih sama, jalanan dipenuhi oleh banyak orang yang penasaran dengan hasil sidang. Namun kali ini, Solar sudah masuk kedalam area Pengadilan.

Apa yang terjadi jika salah satu Pangeran mati?

Solar, memejamkan matanya.

Berdasarkan novel, tubuh asli ini akan mati. Namun, tidak ada yang terjadi di Kerajaan. Malah, cerita berakhir dengan 'Happy Ending'.

Ingatannya memutar tentang beberapa hari lalu, dimana ia diberi kesempatan untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah yang asli. Dimana beberapa hal yang tidak terjadi di dalam novel, terungkap.

Tapi jika dilihat dari sudut pandang yang lain, apakah 'Happy Ending' seperti yang ada di novel, benar-benar terjadi di Kerajaan?

Solar, kembali membuka kedua matanya, ketika Kereta Kuda yang ia tumpangi berhenti bergerak. Tidak lama, seseorang membuka pintu Keretanya. Orang tersebut mengulurkan tangannya sembari mengatakan bahwa mereka sudah sampai di tempat tujuan. Solar, pun langsung berdiri untuk turun dari kereta, dengan bantuan dari seorang pengawal tersebut. Ketika dirinya turun, banyak sepasang mata yang menatapnya. Banyaknya tatapan yang diberikan sebagai tanda kekhawatiran tapi bukan berarti semuanya menatap dengan pandangan yang sama. Sebagian kecil, menatapnya hanya karena penasaran.

The Real One CounterattackedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang