36. Aku Ingin Pulang

1.2K 190 68
                                    

Please don't be a silent reader, vote and comment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

[The Real One Counterattacked]
S2
Start

✧♡✧

Chip chip chip

Musim semi telah tiba. Tumbuh-tumbuhan mekar kembali, hijau dan segar. Semuanya tampak sangat memesona saat dilihat langsung. Musim semi hadir, seolah menjadi harapan baru setelah hadirnya musim gugur dan musim dingin. Meski mungkin semuanya butuh proses, kehidupan seolah kembali normal dan bisa berjalan lebih lancar.

Namun, apakah harapan baru tersebut berlaku untuk Solar?

"Nggh~"

Suara lenguhan terdengar dari mulut mungil milik seseorang yang tengah tertidur di atas kasur. Dia adalah Lambency Solar, seorang Pangeran Ketujuh dari Kerajaan Lambency.

Kelopak mata yang tertutup itu tergerak, dan membukanya. Tampak manik berwarna cokelat gelap di matanya. Itu tergerak untuk menelusuri sekitarnya.

Pemandangan yang dilihatnya adalah langit-langit yang terlihat tinggi nan mewah, serta tampak berkilauan. "Astaga, rumah bangsawan mana lagi ini?" Ucapnya.

Dengan tenaga yang ada, dia berusaha untuk bangkit. Tubuhnya terasa ringan, sepertinya dirinya telah tertidur dalam waktu yang lama. Sejenak, dia termenung memikirkan terakhir kali yang terjadi padanya.

"Ah!" Wajahnya menjadi horor, setelah mendapatkan ingatannya kembali. "Si Brengsek, Halilintar itu, aku bertemu dengannya!"

Dia segera berdiri tegak. "Sial! Apa artinya ini adalah ruangan yang ada di Istana?!" Decaknya.

Dia berlari menuju jendela, lalu membukanya.

Tang!

Ketika dia mencoba untuk kabur melalui jendela, tangannya yang pertama kali dikeluarkan terbentur oleh sesuatu tak terlihat.

"Ah, sialan! Ada penghalang sihir?!" Decaknya lagi. "Artinya aku di isolasi di sini?"

"Dan lagi ..." Dia mencoba mengumpulkan mana di tangannya tapi, tidak dapat dilakukan. "Ada anti sihir padaku!"

Solar, membuang nafasnya kasar. Mau tidak mau, dia kembali duduk di kasur. Tidak ada cara untuk keluar dari ruangan terisolasi ini. Yang tersisa, hanya menunggu salah satu di antara anggota kerajaan datang atau bahkan semuanya. Memikirkan itu Solar, enggan sekali untuk bertemu dengan anggota kerajaan tersebut.

Bruk!

Solar, menjatuhkan tubuhnya di kasur. Menatap langit-langit yang pernak-perniknya sangat menggiurkan untuk dijual.

"Omong-omong ..." Solar, mencoba mengingat sedikit ingatannya. "Rekaman ingatanku sebagai Light, terlihat. Aku pikir, aku benar-benar sudah mati."

Solar, mengangkat tangannya untuk mencoba menghalangi pandangannya pada langit-langit. "Lalu ... Saat-saat terakhir Solar di eksekusi." Ucapnya, lalu menggigit bibir bawahnya dengan sengaja.

"...." Keduanya tangganya beralih, berusaha menutup wajahnya, terutama bagian matanya. Tubuhnya yang telentang, menjadi meringkuk sedikit bergetar. "... Menakutkan."

Hei, tidak adakah yang ingin menolongnya?

Hei, kenapa dirinya?

Hei, bisakah dirinya pulang ke rumah nya saja?

The Real One CounterattackedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang