38. Novel itu Sampah

935 171 28
                                    

Please don't be a silent reader, vote and comment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

[The Real One Counterattacked]

✧♡✧


Solar, tidak habis pikir. Ketika bangun, ia mendapatkan banyak sekali kado yang berserakan di kamarnya. Kado-kado itu diberikan oleh Sang Raja. Mentang-mentang memiliki banyak uang, seenaknya saja membuang-buang uang. Solar sih, ya bersyukur karena mendapatkan banyak hadiah. Jika tidak dibutuhkan, Solar tinggal menjual kembali. Simpel.

Tok! Tok!

"Pangeran! Pangeran Ice, datang untuk menjemput anda." Terdengar suara Suzy, dari balik pintu. "Beliau menunggu anda di depan."

"Ah~ iya, aku segera ke sana!" Balas Solar.

Solar pun melenggangkan kakinya, untuk menemui Ice. Di sepanjang lorong, Solar memperhatikan setiap sudutnya. Ia jadi terpikirkan tentang Paviliun Lux, tempat pertama yang ia tinggali setelah berpindah ke dunia ini. Ketika dirinya ditetapkan sebagai 'Solar yang asli', maka artinya ia akan ke Istana Siwen. Memikirkan bagaimana ia akan meninggalkan Paviliun Lux, itu sedikit membuatnya berat untuk meninggalkan tempat ini. Belum lagi, ia khawatir jika di Istana Siwen tidak ada Laboratorium seperti di sini.

Oh!

Kedua matanya, menemukan Ice yang tengah berdiri menunggu sendirian. Ia pun mempercepat langkah kakinya.

"Oh, sudah selesai?" Sapa Ice, yang melihatnya.

Solar, menghentikan langkahnya di hadapan Ice. "Iya. Aku juga sudah siap!" Jawabnya.

Ice, tersenyum tipis. "Baguslah. Aku khawatir tentang apa yang akan terjadi di aula nanti tapi, aku akan pastikan keamanan dirimu." Ucapnya.

"Hahaha! Sebelum mengkhawatirkan diriku, khawatirkan dirimu terlebih dahulu kak. Aku khawatir, kakak asik tidur di tengah pertarungan nantinya." Ujar Solar, dengan seringai kecil.

"Wah~ kamu menyindirku?" Ice, mendekati dirinya.

Solar, mengangkat kedua tangannya di depan dadanya. "Tidak! Mana mungkin aku seperti itu." Katanya mengelak.

"Ahahaha~ sekarang bahkan kamu sudah lebih berani." Ice, kembali menarik wajahnya dan tertawa.

Omong-omong aku jadi semakin dekat dengan Ice.

Solar, menatap Ice, yang masih tertawa.

Padahal, dia dan raja adalah orang yang ku benci. Entah siapa yang pertama dan kedua, pokoknya aku benci mereka.

"Hm?" Ice, menyadari tatapan Solar yang terus mengarah kepadanya. "Ada apa?"

"Kak ..." Solar, terdiam sejenak, membuat Ice tambah menjadi bingung.

Karena Raja dan ...

"... Aku sangat membenci kamu."

Kamulah yang membuat Solar menjadi Villain.


✧♡✧

Ruangan dipenuhi oleh banyak orang. Tentu saja, itu bisa terjadi. Karena pada hari ini adalah hari yang paling istimewa, yaitu Hari Ulang Tahun Tujuh Pangeran Lambency. Namun, ruangan tak dipenuhi dengan suasana bahagia, melainkan ketegangan.

"Bagaimana Ayah?" Ucapnya.

Satu orang yang kini menjadi pusat perhatian, tersenyum manis. Dia memiliki kulit putih, seputih salju. Rambutnya yang tersisir rapi, juga berwarna hitam dengan beberapa helai rambut putihnya.

The Real One CounterattackedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang