44. Bencana

784 143 27
                                    

Please don't be a silent reader, vote and comment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

[The Real One Counterattacked]

✧♡✧

"Kaizo, ayo berduel dengan ku."

Aku mendapatkan panggilan dari Pangeran Solar untuk menjadi Teman Belajarnya. Namun, baru saja datang, aku langsung diajak berduel.

"Jangan berpikir kau akan kabur dariku." Halilintar, menatap tajam kepada Kaizo.

Apa dia cemburu karena adiknya belajar terpisah dengannya?

SRING!

"Pemenangnya adalah Tuan Muda, Prebet Kaizo!" ucap Tok Kasa, yang menjadi pengawas pada duel dadakan tersebut.

"Sialan!" gumam Halilintar, sambil meremat rumput yang tak bersalah.

"HORE!!! KAPTEN KAIZO MENANG!!!" Solar, tiba-tiba datang dan berteriak semangat.

ANDA NGAPAIN SIH?!

Kaizo, tidak habis pikir dengan Tuan barunya itu.

Solar, berlari riang ke tempat Kaizo. "Hei, karena kamu adalah seorang Kapten di pasukan mu. Apakah aku boleh menyebutmu seperti itu juga?" tanya Solar dengan wajah yang berseri-seri.

"I-iya."

Anehnya, aku malah tidak dapat menolaknya meski aku tahu niatnya itu.

"HOREE!!! AKHIRNYA AKU MEMILIKI TEMAN! AKU KESEPIAN, TAPI KARENA SUDAH ADA KAPTEN, AKU MERASA TIDAK AKAN KESEPIAN LAGI!!!" Solar, benar-benar melantangkan suaranya, dengan wajah yang sangat jauh berseri-seri.

Kaizo, tiba-tiba merasakan aura yang tidak mengenakan dari Keenam Pangeran.

Mereka ini terlalu overprotektif, ya?!

✧♡✧

"Pangeran, tidakkah tadi itu berlebihan?"

Solar, mengaduk teh-nya dengan santai. "Yang mana?" ujarnya.

Kaizo, menghela nafasnya pasrah. "Saya tahu niat Anda, jadi tidak perlu disembunyikan lagi," ucapnya.

"Jika sudah tahu, mengapa aku harus mengatakannya kepada kamu?"

Betapa menyebalkannya Pangeran yang satu ini, karena terus membalikkan pertanyaan.

"Mengapa harus saya?" kata Kaizo, berusaha untuk bersabar. "Jika Anda menginginkan Para Saudara Anda menjadi lebih kuat, ada banyak orang lain yang bisa dijadikan contoh."

Solar, tersenyum manis. "Karena hanya kamu yang kupikirkan!" serunya.

"Apa maksud Anda?" Kaizo, sweetdrop dengan kata-kata yang terdengar ambigu itu.

"Hah!" Solar, menghela nafasnya. "Apa kamu ingin mengatakan bahwa para orang-orang tua bisa dijadikan contoh?"

"Itu hanya akan membuat mereka merasa bahwa hal itu wajar karena orang-orang itu adalah orang-orang terdahulu yang sudah memiliki banyak pengalaman," jawab Solar, yang membuat Kaizo sedikit mengerti. "Tapi, berbeda jika aku menggunakan kamu. Kamu, termasuk kedalam kategori generasi muda karena belum tujuh belas tahun. Namun, dengan usia kamu yang sekarang, kamu memiliki kekuatan yang tidak tertandingi diantara generasi baru. Huh, berbanggalah karena aku memujimu."

The Real One CounterattackedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang