37. Bagian dari Rencana

1.1K 181 89
                                    

Komentar chapter kemarin tembus 50 gila😂 sini-sini ku beri spesial up karena senang membaca argumen kalian☕
Komentar = penyemangat

Please don't be a silent reader, vote and comment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

[The Real One Counterattacked]

✧♡✧

"... Apa kamu ... Sudah tenang?" Gempa, bertanya dengan canggung.

"Y-ya ..." Solar, menjawabnya tanpa mengalihkan perhatiannya.

Ya, jelas itu terjadi. Bagaimana bisa Solar memasang muka setelah lama menangis?

Perasaan canggung menyelimuti dirinya, terutama karena kesalahpahaman.

"Ugh~ kaki ku kram." Ujar Gempa, yang masih berlutut didepan Solar.

"Tidak ada yang menyuruh mu untuk berlutut seperti itu." Sambut Solar.

"Ahahaha~" Gempa, tertawa canggung.

Gempa, berdiri tegak, lalu kemudian beralih duduk di sebelah kanan Solar. Tentunya, Solar terkejut karena itu adalah arah perhatiannya saat ini.

"Kenapa disebelah sini?" Komentar Solar.

"Karena disana sudah ada Thorn." Jawab Gempa, tersenyum manis.

"Solar! Solar! Solar, melupakan Thorn ada disini?" Kata Thorn, memasang tampang polos.

"Ah~ tidak, bukan seperti itu—"

"Bagaimana dengan kita?" Blaze, memotong kalimat Solar.

"Iya! Dari tadi kami hanya berdiri di sini!" Taufan, ikutan protes.

"Solar, kamu tidak mengkhawatirkan ku?" Tanya Ice, dengan tatapan lesu.

"Heh! Dasar bocah! Masalah berdiri dan duduk saja dipermasalahkan!" Kata Halilintar, dengan tegas.

"Halah! Bilang aja kamu juga ingin duduk!" Balas Taufan.

"Dasar! Hanya berdiri beberapa jam menunggunya berhenti menangis tidak ada apa-apanya." Jawab Halilintar, dengan yakin. "Lagipula kita adalah Pangeran, jadi harus mampu berdiri selama apapun!"

"Ck! Alasan saja." Kata Blaze.

Ugh~ tolonglah! Jangan bertengkar di sini! Aku sendiri yang malu!

Solar, menegakkan kepalanya, berusaha tenang. Meskipun sebenarnya, telinganya sudah memerah.

"Jadi, kenapa?!" Dengan tegas, Solar mencoba mengalihkan pembicaraan. Lantas, itu membuat mereka mengalihkan perhatiannya kepadanya.

"Oh, benar juga. Aku harus menjelaskan situasinya kepada mu." Ucap Gempa.

Ice, mendekati dirinya ke arah Solar. Tanpa melihat kondisi lantai atau apapun, Ice langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Dia duduk, di hadapan Solar. Halilintar, melangkahkan kakinya, lalu duduk di kursi yang sekiranya ada di belakang Ice. Sedangkan Blaze dan Taufan, pindah ke atas kasur di belakang Solar.

Gempa, mengatur nafasnya. "Halilintar, kau jelaskan. Kau yang pertama kali menemukan Solar." Katanya.

Halilintar, menghela nafasnya. "Baiklah." Jawabnya malas.

Halilintar, menjelaskan bahwa pada malam hari, di tempat terakhir Solar, terjadi ledakan. Ia adalah orang pertama yang sampai di sana, dan menjadi orang pertama yang terkejut dengan keberadaan 'dua sosok Solar'. Karena kemiripan yang sempurna, Halilintar bingung dengan keberadaan yang asli. Oleh karena itu, Halilintar membawa 'dua sosok Solar' ke dalam Istana. Tidak lupa, ia memberikan laporan kepada keluarganya, dan melarang orang lain menyentuh, bahkan melihat kondisi dari 'dua sosok Solar'. Baik Halilintar , maupun anggota Kerajaan lainnya, berfikir bahwa ada 'batu sihir' yang menyebabkan salah satu diantara 'dua sosok Solar' menjadi 'Solar'.

The Real One CounterattackedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang