35. Akhir dari Cerita

1.3K 177 50
                                    

PERINGATAN!!!
CHAPTER INI MENGANDUNG KEKERASAN, DARAH, ATAU HAL YANG BERBAU SENSITIF!

Please don't be a silent reader, vote and comment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

[The Real One Counterattacked]

✧♡✧

Sungguh, Solar sedang dikejar-kejar oleh Hantu! Badan dia itu, kecil. Mata dia, merah.

HIIYYYY!!!

Solar, berteriak histeris dalam hatinya. Sebenarnya bukan Sai, yang mengejarnya. Melainkan Kaizo. Iya, badannya tidak kecil. Tapi dalam jaraknya yang tengah bersusah payah kabur ini, terlihat kecil. Pada akhirnya, Solar menggunakan sihirnya untuk melarikan diri dari Kaizo.

"Hah! Hah!" Solar, mengatur nafasnya. Ia sudah tidak kuat lagi berlari, meskipun menggunakan sihir. Di tambah cuacanya yang dingin, membuat tubuhnya semakin melemah. Dalam beberapa menit atau mungkin detik, tubuhnya akan tumbang.

"Kamu kenapa? Kayak sedang di kejar hantu." Seseorang menepuk bahu Solar.

Solar, mati membantu pada saat itu juga, ketika melihat orang yang menepuk pundaknya. Sosok yang sama sekali tidak ingin temui, kini ada di hadapannya. Bukan hantu yang mengejarnya tadi, melainkan hantu lain yang jauh lebih menjengkelkan. Pilihannya untuk kabur menggunakan sihir, adalah pilihan yang salah. Namun, jika tidak menggunakan sihir, Solar akan tertangkap pada saat itu pula.

Takdir benar-benar mempermainkan hidupnya.

"Hai, Kak. Mata ruby milik mu, bisa menghasilkan puluhan ribu koin emas jika kamu ingin menjualnya."

Bruk!

✧♡✧

"Hei, anak muda."

Pluk!

Eh?

Suara yang terdengar lemah, membuatnya terkejut. Ia mengangkat sebuah buku yang jatuh di wajahnya. Betapa terkejutnya ia, ketika melihat tulisan demi tulisan yang terdapat dalam buku. Ia, bangun dari posisi tidurnya. Matanya segera menelusuri sekelilingnya. Pemandangan yang hanya dapat dilihat di bawah bukit.

Eh?

"Hei, anak muda! Kamu tidak apa-apa?"

Matanya menatap seorang wanita tua, yang berada di hadapannya menatapnya khawatir.

"Aku tidak apa-apa, Nek."

Ah—

Tenggorokannya terasa berat, setelah mulutnya mengucapkan sebuah kalimat.

Ini suaraku tapi, aku tidak berniat mengatakan itu.

"Benarkah?"

"Iya, aku baik-baik saja."

Sekilas aku pikir, aku kembali ke dunia ku. Aku sangat terkejut tapi, aku sangat bersyukur.

"Jika seperti itu, ya sudah." Ucap Nenek itu. "Kamu membaca buku dalam waktu yang lama tanpa bergerak, aku jadi khawatir."

"Ahahaha! Maafkan aku. Terima kasih sudah mengkhawatirkan aku."

Tapi rupanya, ini hanya kilas balik sebelum aku mati. Menyedihkannya.

"Apa kamu tidak berniat kembali?" Tanya Nenek tersebut.

"Tentu saja aku akan kembali. Tapi aku akan melakukannya nanti, setelah menyelesaikan buku ini."

The Real One CounterattackedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang