4. Mengumpulkan Bidak

1.4K 219 10
                                    

Please don't be a silent reader, vote and coment untuk menghargai suatu karya.

Note:
"Aku adalah Solar, si tampan!" = Ini adalah pikiran batin atau POV.
Kata ganti orang
Saya - Anda : formal
Aku - Kamu : informal, lembut
Kau : informal, kasar

Happy Reading!!!

[The Real One Counterattacked]

🌑🌟


Hari telah berganti, ini adalah hari kedua setelah dirinya masuk ke dunia novel. Pilihannya adalah kembali ke dunia asalnya namun, jika itu tidak terpenuhi, maka dirinya harus menerima hidup di dunia ini. Sebagai Tokoh Jahat Utama yang akan mati, banyak hal yang harus direncanakan untuk menghindari kematian itu. Apalagi di dalam novel, masih banyak yang belum terungkapkan.

Novel yang menceritakan Fang sebagai tokoh utama dan Solar sebagai tokoh jahat, keduanya saling bertarung untuk membuktikan sebagai 'Solar Asli'. Tentu saja, kedua tokoh tersebut sangat berkebalikan. Namun, keduanya tokoh tersebut juga memiliki kesamaan. Baik Fang dan Solar, keduanya memiliki masa lalu yang samar-samar.

Dalam novel, diceritakan bahwa Fang lupa ingatan, dan selama itu tinggal di Kediaman Duke Prebet. Setelah ingatannya kembali, Fang pun dikembalikan ke Istana. Pada bagian itu, tidak diceritakan bagaimana hidup Fang selama di Kediaman Duke Prebet. Sedangkan Solar, diceritakan sebagai anak jalanan yang kebetulan mirip dengan 'Solar Asli'. Nama dan Keluarga aslinya, tidak diketahui.

"Lalu, cerita dimulai saat Fang berusia enam belas tahun. Sedangkan aku, masuk ke dunia ini di usia sepuluh tahun." Ucap Solar.

Solar menempatkan jari-jemarinya di dagunya, otaknya tidak bisa berhenti untuk berpikir. "Enam tahun sebelum kedatang Fang, sangat menguntungkan aku. Tetapi, masa lalu Fang yang mempengaruhi masa depan, tidak aku ketahui." Gumamnya.

"Apa aku hanya perlu mengumpulkan pendukung ku saja dan menunggu kedatangan Fang?" Tanyanya, entah kepada siapa.

"Tidak! Tidak bisa begitu." Dia menjawab pertanyaannya sendiri.

"Jika kita tidak mengetahui seluk beluk lawan, kita tidak bisa menjatuhkannya dengan mudah. Sebaliknya, jika mengetahuinya, kita bisa menjatuhkannya dengan mudah." Solar, mengambil gelas yang berisikan teh. "Normalnya begitu."

Slurp~

Solar menyesap teh-nya. "Teh nya lebih pekat dari biasanya, membuat rasa kesat semakin terasa. Tapi, ini bagus untukku yang sedang banyak pikiran seperti ini." Solar tersenyum, memberikan komentar.

Meskipun masih pagi, Solar sudah berkunjung ke Taman Lux. Taman satu-satunya di Paviliun Lux, tempat dirinya tinggal. Karena musim semi, bunga-bunga disana mulai bermekaran. Diantara banyaknya bunga, yang paling mencolok perhatiannya adalah bunga mawar putih. Bunga yang sangat jarang dilihat secara langsung selama hidupnya.

"Dalam permainan catur, kita disuruh memainkan bidak. Bidak tersebut ada Raja, Ratu, Kuda, Gajah, benteng, dan pion." Solar, menaruh kembali teh-nya di meja. "Baik Aku dan Fang, Kita bukanlah bidak, melainkan manusia yang memainkan bidak."

"Meskipun aku tidak mengetahui sifat dan latar belakang Fang, apapun yang terjadi aku akan menang. Itu pasti." Solar berdiri tegak, dia melangkah kakinya mendekati kebun bunga mawar putih. "Tetapi lagi-lagi inilah masalahnya! Fang adalah tokoh utama, pasti akan ada plot yang mendukungnya."

Solar menghentikan langkahnya, dihadapan bunga-bunga mawar putih. "Jadi, aku harus berpikir lebih dalam lagi. Jika aku mengetahui latar belakang Fang, akan mudah bagiku untuk menilai ke arah mana dia akan menjalankan bidaknya." Jari-jemarinya, menyentuh kelopak bunga itu dengan begitu lembut.

The Real One CounterattackedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang