6. Mendapatkan Hadiah

1.4K 224 29
                                    

Please don't be a silent reader, vote and coment untuk menghargai suatu karya.

Note:
Aku adalah Solar, si tampan! = Ini adalah pikiran batin atau POV.
Kata ganti orang
Saya - Anda : formal
Aku - Kamu : informal, lembut
Kau : informal, kasar

Happy Reading!!!

[The Real One Counterattacked]

🌑🌟

Dikarenakan Solar masih belum sadarkan diri, Amato mengambil alih Proposal tersebut. Dia segera memerintahkan kepada para pekerja untuk menyiapkan Festival Musim Semi, seperti Proposal. Amato, mengecek kembali Proposal buatan Solar. Di lembar terakhir, dia melihat surat yang terselip. Padahal, sebelumnya dia tidak menemukan itu. Amato membuka surat tersebut, yang merupakan surat dari Solar.

"Jika Proposal saya terpilih, bisakah Yang Mulia mengabulkan permintaan saya sebagai hadiah karena telah bekerja keras membuat Proposal?

Permintaan saya hanya satu yaitu, jadikanlah Countess Zola sebagai Guru saya."

Begitulah isi dari Surat tersebut, yang membuat Amato tertawa lepas. Di surat tersebut, tersirat bahwa Solar sangat percaya bahwa Proposal nya akan terpilih, sehingga dia menginginkan sebuah permintaan. Entah mengapa, sifat itu mengingatkan dirinya dengan anak bungsunya yang telah menghilang selama 5 tahun.

"Jadi, apakah kamu akan mengabulkan permintaannya?" Tanya seorang Wanita, yang duduk di kursi roda.

"Bagaimana menurutmu, Mara?" Kata Amato.

"Hm? Itu sih terserah kamu, 'kan Raja-nya adalah kamu. Aku hanya seorang Kepala Pelayan Rumah Tangga, okay." Jawabnya.

"Hahahaha~ jangan seperti itu. Dulu kamu adalah ibu asuh anak-anakku, jadi kamu pasti mengenal baik bagaimana sifat mereka." Ucap Amato.

"Kamu benar tetapi, Solar bukanlah Pangeran Solar yang Asli. Aku tidak mengetahui apa-apa tentang sifatnya." Kata Mara, dia menatap keluar jendela.

"Aku pikir, lebih baik mengabulkan permintaan itu." Seseorang, masuk ke dalam ruangan tanpa suara.

"Apa alasannya, Deep?" Tanya Amato.

Deep, melangkahkan kakinya mendekati Amato sambil membawa nampang kayu berisi teko dan beberapa gelas. "Solar adalah pengganti Pangeran Solar, akan lebih baik jika dia berpendidikan dan memiliki kecerdasan yang sama dengan Pangeran Solar." Dia menaruh nampang itu di meja. "Ah! Tentu saja, aku tidak bermaksud bahwa aku tidak berharap Pangeran Solar kembali."

Mara mengangguk-anggukkan kepalanya. "Deep, Benar. Selama ini, Solar selalu diam di Paviliun namun, kali ini dia bergerak. Contohnya seperti Proposal itu, dia membuatnya dengan sangat baik." Mara menjalankan kursi rodanya, mendekati meja Amato. Lalu meminta untuk diberikan air yang dibawa Deep.

"Benar, tuh! Jadi, kita tidak perlu repot-repot untuk menyembunyikan Solar lagi karena Solar dan Pangeran Solar sangat mirip. Aku yakin, tidak ada yang akan mengetahuinya." Seseorang, datang dari pintu tanpa suara langkah kaki maupun suara pintu yang terbuka. Dia berjalan sambil membawa beberapa makanan di tangannya.

"Pian, bisakah kamu tidak membawa makanan seperti itu?! Ingatlah bahwa posisi mu adalah Asisten dari Raja!" Ucap Mara, sepertinya dia marah dengan kelakuan orang yang baru datang tersebut.

"Bodo amat! Wle~" ucap Pian.

"Bagaimana dengan orang-orang yang memiliki sihir?" Tanya Amato.

"Kamu 'kan bisa menggunakan kalung yang tersimpan mana Pangeran Solar." Kata Mara, dia mengembalikan gelas di atas meja. "Karena Proposal Solar terpilih, orang-orang jadi ingin melihat Solar. Jika kamu terus menyembunyikan keberadaannya, itu hanya akan membuat mereka curiga."

The Real One CounterattackedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang