22. Menjaga Komunikasi

1.2K 191 40
                                    

Please don't be a silent reader, vote and coment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

[The Real One Counterattacked]

✧♡✧

Solar, tidak tahu harus bagaimana dengan situasi yang sedang dia alami. Gempa, terus menggenggam tangannya dengan erat. Thorn, memeluk lengan kirinya. Lalu Ice, yang ada di belakang Solar, menggelantungkan tangannya di leher.

APA-APAAN DENGAN MEREKA?!!! Hatinya berteriak histeris.

Setelah pertemuan di bubarkan, Solar mencoba untuk melakukan pendekatan dengan Keenam Pangeran. Jadi, Solar menggunakan alasan untuk mengelilingi Istana, termasuk melihat Kamar Solar. Dengan alasan, mengelilingi Istana karena mungkin ada peluang untuk mengembalikan ingatan pada Solar. Keenam Pangeran tersebut, bersedia mengantarkan Solar untuk berkeliling.

Pertama, mereka akan menyusuri Istana Utama. Mulai dari Dapur, Aula Dansa, Perpustakaan, dan segala ruangan didalamnya di tunjukkan. Tentunya, mereka berkeliling seperti biasa. Karena dapat menaruh kecurigaan pada para pekerja, jika melihat mereka yang memperkenalkan semua ruangan seolah baru pertama kalinya.

Begitu banyak ruangan yang menarik perhatian Solar, terutama permata-permata yang ada di setiap sudut.

Gudang uang, Bro! Hehehe.

Selanjutnya, Istana Ruby, yang terletak dibagian barat. Istana tempat mendiang Ratu, yang sudah lama sekali kosong sampai saat ini. Istana Ruby, hampir memiliki luas setengah dari istana Utama.

"Solar, masih ingat dengan kompetensi perebutan tahta 'Putra Mahkota'?" Tanya Gempa.

"Oh?" Solar, tersadar dari lamunannya. "Iya, saya mengingatnya. Ada apa?"

Gempa, menunjuk Istana yang ada di hadapan mereka. "Istana Ruby ini akan di renovasi, yang akan menjadi milik pemegang tahta 'Putra Mahkota' nantinya." Ucapnya.

"Eh? Benarkah?" Solar, langsung tertarik dengan hal tersebut. "Apa tidak apa-apa, karena ini adalah bekas mending Ratu?"

"Tidak apa-apa. Ayah juga yang memutuskan hal ini." Jawab Gempa, tersenyum kecil. "Tidak ada kenangan yang berarti di Istana Ruby ini."

"Mungkin bagi Pangeran, memang tidak ada. Tapi, bagaimana dengan orang-orang yang pernah dekat dengan Ratu?" Tanya Solar.

Tatapan Gempa meneduh. "Terimakasih sudah mengkhawatirkan hal tersebut. Tapi tenang saja, Ayah pasti tidak akan memutuskan secara sepihak." Katanya.

Solar, tertegun dengannya. "Begitu, ya." Lalu, ia tersenyum kecil.

✧♡✧

Selanjutnya, mereka pergi ke tempat yang tidak jauh dari Istana Ruby. Tempat tersebut adalah Paviliun Tien, sama halnya dengan Istana Ruby, tempat tersebut kosong tidak ada penghuninya.

"Solar, sebaiknya kita lewati saja ini." Ucap Gempa.

Padahal mereka belum memasuki pekarangan Paviliun tapi Gempa sudah menghentikan langkahnya.

"Memangnya ada apa?" Tanya Solar.

Gempa, menatap Paviliun yang samar-samar terlihat dari pandangannya. "Tempat ini, dilarang untuk di kunjungi. Kamu— ah, maksudku, Solar yang memberikan peringatan kepada kami."

"Bahkan, Ayah juga menyetujui peringatan tersebut." Ucap Thorn, ia masih memeluk lengan Solar.

Ice, menaruh kepalanya di pundak Solar. "Ini peringatan Solar. Kamu juga tidak boleh datang kesini, karena ada energi negatif didalamnya." Katanya.

The Real One CounterattackedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang