13. Hari Sebelum Festival

1.2K 211 29
                                    

Please don't be a silent reader, vote and coment untuk menghargai suatu karya.

Happy Reading!!!

[The Real One Counterattacked]

✧♡✧


Banyak pelayan, yang menatap Solar dengan tatapan marah. Hanya karena seorang pelayan menumpahkan teh di pakaian putihnya, Solar marah besar dan memberikan hukuman berupa cambukan. Berbeda dengan Fang, yang memaafkan seseorang jika ada yang menumpahkan teh ke pakaian hitamnya. Jika dibandingkan dengan Solar, bukankah Fang jauh lebih baik?

"Iya benar, Tuan Fang lebih baik."

"Ya 'kan! Aku juga berpikir seperti itu."

"Titel Pangeran tidak pantas disandang oleh Solar."

"Hei, bukannya itu agak-"

"Kenapa? Itu 'kan benar."

Solar, mendengar semua bisikan-bisikan itu merasa jengkel.

"Hei, hentikan itu!" Amato, datang ke tempat dimana Solar memberikan hukuman. "Solar! Kamu pikir apa yang kamu lakukan?"

Orang yang disuruh oleh Solar untuk mencambuk pelayan, berhenti sesuai dengan perintah Amato.

"Seperti yang anda lihat, saya memberikan hukuman." Ucap Solar, menatap Amato dengan tegas.

Amato, membuang nafasnya kasar. "Fang, saja tidak melakukan itu." Gumamnya.

Sejak kedatangan Fang, kesabaran Solar terus diuji. Hingga akhirnya, Solar tidak tahan lagi untuk menahan kesabarannya. "FANG! FANG! FANG! SELALU SAJA DIA! MEMANGNYA SELAMA INI SAYA BERADA DI ISTANA HANYA SEKEDAR PATUNG?!" Teriaknya, tanpa peduli akibatnya.

"SAYA ADA DISINI KARENA ANDA! MENGAPA SEKARANG SEOLAH-OLAH ANDA INGIN MEMBUANG SAYA?!"

Amato, memberikan arahan dengan tangannya agar para pekerja meninggalkan lokasi.

"Saya tahu ...." Nada suara Solar kembali turun. "Saya bukan yang asli, tapi saya juga ingin hidup!"

Greb!

Solar, meraih pakaian yang digunakan oleh Amato. Matanya yang ditutupi oleh kacamata, mulai mengeluarkan air matanya. "Saya hanya ingin hidup." Katanya.

"Selama bertahun-tahun saya disini demi menggantikan Yang Mulia Solar, setidaknya biarkan saya pergi hidup—"

Tak!

Amato, memukul tangan Solar, yang membuat tangan itu tidak lagi mengeratkan kepalannya di pakaian.

"Aku tidak peduli."

✧♡✧

"Huh?"

"Ya-Yang Mulia, tolong maafkan saya! Saya tidak sengaja melakukannya!" Kata seorang pelayan.

Solar, melihat sedikit noda yang menempel di pakaian. "Oh, ini. Tidak apa-apa, jangan dipikirkan." Jawab Solar.

Sabar! Harus sabar! Harus membuat image yang baik! Ucap Solar dalam hatinya.

Kalau boleh jujur, Solar tuh kesal. Yah gimana gak kesal, jika pakaian yang terkena noda itu berwarna putih. Tapi solar tidak bisa melampiaskan amarahnya karena hal seperti itu, terlebih lagi ia mengingat salah satu isi novel yang ia baca.

Kenapa harus putih? Itu karena Solar yang Asli, menyukai warna yang terlihat suci nan bersih. Sebagai pengganti 'Solar, Solar diberikan beberapa pakaian yang mirip dengan selera 'Solar.

The Real One CounterattackedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang