Bab 18 : Rahasia (1)

231 14 1
                                    

Hello, Semuanya!
Ada beberapa pemberitahuan nih buat kalian. Jadi, beberapa cerita saya akan stop publish. Kenapa? Alasannya karena cerita itu cerita lama yang saya buat zaman SMA dan udah beberapa tahun gak update.

Jujurly, saya lupa alur ceritanya. Nah rencananya mau saya revisi ulang tapi khusu cerita The Endless Moment gak kok karena saya masih simpan keseluruhan alur cerita. Yeiy!!

But, saya mau minta pendapat kalian nih. Sebagai pengganti cerita yang saya revisi, saya mau publish cerita baru dengan gaya yang lebih menarik. Harap-harap kalian berkenan mau baca. Makanya disini saya mau nanya kalian lebih suka genre apa? Saya udah nyiapin beberapa judul. Silakan di vote genre nya ya! ^^

1. Psycho (Mungkin bisa 18+)
2. Romance (18+)
3. Romance drama (Islami)

Thank u so much ^^ Love y'all<333
Enjoy reading!

________________________________

"Apa, Kak?"

Rio menghela nafas. "Gue udah kenal Rayhan dari kecil dan juga udah tau kalau emosi dia cukup berbeda dari anak kebanyakan. Lo tahu kan soal ini?" Tanya Rio yang dibalas anggukan kepala. "Dulu, kita bertiga sama Martino. Cowok yang lo liat waktu itu dan bodohnya gue, gue bilang ke dia soal kelemahan Rayhan."

"Tapi kan kalian sahabatan. Jadi aman kan, Kak?" Ujar Kirana.

"Gue kira gitu, tapi ternyata itu cuma jadi salah satu senjata Martino buat manfaatin Rayhan." Jelas Rio, lalu berhenti sejenak. Berusaha mengingat kembali memori kelam yang ia lakukan dulu.

"Manfaatin gimana?" Tanya Kirana, penasaran.

Rio melirik Kirana yang masih setia mendengarkannya. "Martino manfaatin Rayhan buat deket sama banyak cewek, bukan cuma itu dia juga manfaatin materialnya Rayhan sampe suatu ketika si Rayhan nolak permintaan Martino, dan-" Rio mengambil nafas dalam-dalam.

"Dan?" Ulang Kirana.

"Martino melaporkan kalau Rayhan udah nunjukin sikap psikopatnya di sekolah. Padahal gak. Dia bilang kalau Rayhan udah banyak buat sayatan di tangannya? Lo paham kan maksudnya?" Tanya Rio. Meskipun lelaki itu menggunakan bahasa halus alih-alih kata-kata kasar tapi Kirana mengangguk, mengerti. "Sejak saat itu, udah seminggu lebih Rayhan gak masuk sekolah. Gue gak tahu dia kenapa. Dia gak cerita."

"Terus salahnya Kakak dimana? Yang salah kan Martino setan itu." Ujar Kirana yang tanpa sadar mengutuk orang.

Rio mengangkat salah satu bibirnya mendengar kalimat gadis itu. "Gue salah. Gue gak melarang si Tino karena gue diancam sama dia dengan ancaman bakal buat hubungan gue sama mantan gue dulu berantakan. Padahal nyatanya, cewek gue masih diembat juga." Cerita Rio. "Dan si Rayhan balik lagi ke sekolah tanpa tahu apa-apa, dia main lagi sama kita. Gue gatau si Rayhan tau apa nggak soal ini tapi gue yakin dia tau, karena dia itu pinter."

Kirana merasakan matanya panas. Air matanya terasa sudah akan keluar jika ia masih mendengarkan lebih lanjut. Rayhan ternyata sesulit itu menghadapi dunia ini.

"Tapi, Kak. Apa Rayhan pernah ngelukain orang?" Tanya Kirana.

"Dulu pas SD rasanya pernah, setelah ngelakuin itu dia hilang selama hampir satu bulan dan setahu gue sih gak pernah lagi." Jawab Rio.

Obrolan antara Rio dan Kirana harus terhenti saat seseorang menarik lengan Kirana yang membuat gadis itu sedikit terkejut. Ia menoleh dan menemukan Rayhan dengan nafas yang tak beraturan.

Laki-laki itu menatap Rio tajam, secara terang-terangan menunjukkan tatapan tidak suka. "Aku udah tungguin kamu dibawah tapi gak muncul, dipanggil dari lapangan juga gak noleh."

The Endless MomentWhere stories live. Discover now