Part 53

47 3 0
                                    

"Oh, jadi kamu udah suka dia sejak setahun yang lalu." Gumam Kirana usai mendengarkan cerita gadis di sebelahnya. "Kenapa gak dideketin sih, Se? Kan siapa tahu dia masih lajang."

"Apa nanti dia gak ngerasa kalau aku agresif, Kak?"

"Biarin, daripada kamu cuma bisa diem ngamatin sosial medianya. Emangnya dia bisa tahu keberadaan kamu?" Ujar Kirana serius, "atau ya kecuali kamu pake dukun."

"Kakak!!" Sehan memekik tidak setuju seraya beberapa kali memukul pelan Kirana.

Yang dipukuli tertawa keras. "Make a move dong, Se." Katanya sembari menahan tangan-tangan yang memukulinya. "Sekalipun beneran belum pernah papasan?" Tanya Kirana serius. "I mean ya dia lihat kamu?"

"Pernah."

"Terus?"

"Ya, cuma gak sengaja ketabrak. Habis itu dia minta maaf."

"Gak sengaja ketabrak atau emang sengaja biar nabrak?" Goda Kirana lagi.

"Kak.. Ihh.."

Kirana tersenyum menatap gadis di sampingnya. "Ternyata kamu pengecut ya, Se."

"Maksud Kakak?"

"Mau sampai kapan kamu begini? Sampai dia dekat sama perempuan lain? Atau bahkan sampai nikah?"

Sehan menghela napas. "Aku cuma gak yakin kalau dia bisa bertahan di sini. Kakak tahu sendiri gimana gilanya Kak Rayhan dan sekarang juga Papa. Aku cuma gak bisa dihadapkan untuk memilih kedepannya."

"Kenapa harus menyerah? Kamu belum nyoba loh."

Gadis itu tersenyum sendu. "Nanti deh aku pikirin."

"Jangan terlalu dipikirin." Kirana menepuk pelan pundak adik Rayhan itu. "Yang namanya jodoh itu ya takdir. Selama kamu udah berusaha dan gak dapet ya apa boleh buat? Kamu-"

Brakk!!!

"Kak Ray?" Ujar Sehan terkejut saat melihat pintunya terbuka dengan kuat dan menampilkan saudaranya itu.

Rayhan sendiri tidak menghiraukan adiknya itu, matanya hanya tertuju pada gadis lain di ruangan itu. "Kenapa gak bilang ke sini?" Tanya lelaki itu langsung.

Sehan yang melihat ketegangan di antara dua orang itu memilih berdiri, hendak meninggalkan keduanya tapi Kirana menahan lengannya. "Biar Kakak yang keluar." Katanya yang kemudian berdiri dan melangkah keluar melewati lelaki yang juga mengikutinya.

"Kamar." Rayhan memberi instruksi pada Kirana.

Kirana sendiri tidak menolak. Dia sedang tak ingin mencari keributan hanya karena masalah sepele. Ya, pertemuan Rayhan dengan perempuan yang ia yakini sebagai kekasih baru Rio itu tak perlu dibesar-besarkan kan? Tapi, sial! Dirinya marah.

"Apa?" Tanya Kirana dengan raut wajah datar yang sengaja ia pasang untuk menutupi kemarahannya. Ia kini duduk di pinggir ranjang, menolak menatap lelaki di hadapannya.

"Apa yang kamu lakuin di sini?"

"Ketemu Mama kamu dan Bi Diah. Salah?"

Rayhan menyeringai sembari memposisikan diri duduk di meja belajar yang menghadap Kirana. "Sejak kapan kamu mulai peduli dengan orang di rumah ini? Terlebih pada Sehan?"

Gadis itu mengedikkan bahu. "Oke, kalau memang gak boleh. Aku pastiin ini jadi yang terakhir kali aku mampir."

"Kamu tahu pasti bukan itu yang aku maksud."

Kali ini, Kirana yang menyeringai. "Informan kamu lupa ngasih tahu kamu ya kalau beberapa hari yang lalu aku ketemu Sehan di kampusnya?" Ejeknya.

Tidak merasa terintimidasi sama sekali, Rayhan mengapit dagu gadis di depannya dengan jari telunjuk dan ibu jarinya. "Aku gak butuh informasi itu, Ran karena aku lebih dari tahu tujuan kamu saat ini."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 14 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Endless MomentWhere stories live. Discover now