Part 47

181 6 1
                                    

Helloooo~~

Ini part baru buat kalian yg udah extraa sabar menunggu xixiii ●.●

•••

Kirana tengah memandangi ponselnya kala pintu terbuka. Ia mendongak sekilas dan menunjukkan layar ponsel miliknya pada lelaki yang menyekapnya itu.

"Ibu ngehubungin terus dari tadi, nanyain aku dimana." Lapor gadis itu.

Rayhan menaikkan salah satu alisnya  dengan tangan yang bersedekap dan tubuh yang bersandar pada dinding. "Seandainya aku nyuruh kamu matiin ponsel dan melarang kamu pulang, memangnya kamu nurut?"

"Kamu udah tahu jawabannya."

"Bilang ke Ibu kamu kalau kamu bakal pulang terlambat." Ujar Rayhan, lalu lelaki itu melangkah mendekati ranjang. "Ada banyak hal yang harus kita obrolin, mungkin malam ini gak akan cukup tapi aku minta kamu mematuhi semua perintahku, Ran."

"It's for your own sake." Tekannya menambahkan.

Kirana mengembuskan napas lelah. "Bisa kita bahas besok?" Pintanya, "aku capek banget. Kejadian hari ini benar-benar membuat aku stres. Adit yang hampir celaka dan kedatangan kamu kembali."

"Aku bisa saja memaksa kamu, tapi salah satu perubahan yang kamu inginkan adalah pengertian, kan?" Ujar Rayhan.

"Ya."

"Dan aku akan mengabulkan itu hari ini."

Kirana menatap lelaki yang berdiri di hadapannya dengan pandangan tak percaya. Dia bercanda kan? "Aku bisa berubah pikiran dalam hitungan detik."

"Ya, anterin aku pulang." Putus Kirana cepat sebelum Rayhan benar-benar berubah pikiran.

•••

Hampir setengah perjalanan dihabiskan dengan kebungkaman dan itu membuat Kirana tidak nyaman. Terlebih, saat otaknya berisi banyak pertanyaan yang belum terpecahkan. Sebenarnya, ia bisa saja memberikan ratusan alasan kepada sang Ibu agar mengizinkannya pulang larut, bahkan tidak pulang sekalipun. Namun, ia hanya merasa tidak nyaman ketika bersama Rayhan berdua saja. Lelaki itu terasa aneh dan semakin misterius. Jika Rayhan yang dulu adalah lelaki temperamen yang cukup bisa ditebak gerak-geriknya, maka sekarang Kirana tak bisa menebaknya lagi. Lelaki yang bersamanya sekarang terasa lebih tenang, tetapi juga manipulatif.

Ada banyak hal yang disembunyikan Rayhan, Kirana yakin jika lelaki itu telah melakukan sesuatu di belakangnya, termasuk campur tangannya dalam kecelakaan Adit dua tahun lalu. Ia ingin berlari dan pura-pura tidak tahu, tapi ia telah terlibat terlalu jauh. Dia berharap jika semua tabir itu tersingkap, tak muncul masalah baru. Adit hanya perlu bahagia tanpa perlu memikirkan balas dendam yang malah akan merusak dirinya secara perlahan.

"Ray?" Panggil Kirana, ia tak bisa menahan rasa penasarannya.

"Ya?"

"Kenapa Sehan bisa tahu rumah tadi?" Tanyanya langsung.

"Itu rumah kontrakan Sehan."

"Sehan gak tinggal di rumah-"

"Lebih dekat sama kampus dia."

"Sehan kuliah di Bogor?" Rayhan mengangguk, "berarti satu kampus sama Vinka ya?"

"Kamu baru tahu?"

"Hm, aku sama Sehan udah gak saling contact sejak setahun yang lalu." Aku Kirana.

"Sejak kamu menyerah terhadap aku?" Sindir Rayhan.

"Ya, kamu udah kembali saat itu dan kamu sengaja gak ngasih kabar kan?" Sindir Kirana balik.

The Endless MomentWhere stories live. Discover now