Bab 16 : PDKT (2)

274 16 0
                                    

Seperti yang sudah-sudah, biasanya Kirana akan merasakan tatapan tajam yang dilayangkan oleh Rayhan tapi saat bersama Adit ia tak dapat merasakan apapun. Bahkan, walaupun Rayhan berdiri di dekatnya.

Waktunya seakan-akan terhenti oleh Adit ataukah itu hanya khayalannya semata karena ia membayangkan Adit adalah Dit di mimpinya? Pikir Kirana yang membuat otaknya semakin tak karuan.

Tanpa sadar Kirana kini terlelap. Ia bermimpi berada di sebuah taman kecil. Lalu, seorang laki-laki datang menghampirinya.

"Kirana.." Panggil laki-laki.

Kirana memeluk dirinya sendiri, "Aku takut."

"Apa yang kamu takutkan?" Tanya laki-laki itu, sedangkan Kirana hanya diam. "Aku bisa melindungimu dari siapapun."

"Bahkan jika itu seorang psikopat gila sekalipun?" Tanya Kirana.

"Tentu, siapapun itu." Jawab laki-laki itu. "Sekarang kita dekat Kirana."

Usai lelaki di mimpinya mengatakan itu, Kirana terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam dinding yang telah menunjukkan pukul lima lewat lima menit.

Ia bergegas mandi, lalu melakukan kegiatan pagi. Tak ada waktu untuk bersantai atau ia akan menerima ocehan pagi dari Rayhan.

Tepat waktu, Kirana tiba di depan jalan dan motor Rayhan juga baru saja berhenti. Kirana memakai helm yang diberikan Rayhan, kemudian menaiki motor laki-laki itu.

Hari itu Kirana tampak ceria, Rayhan menyunggingkan senyumnya saat melirik gadis itu melalui kaca spion. "Tumben, pagi-pagi udah senyum." Kata Rayhan.

"Emang harus ya keliatan kesiksa terus?" Sindir Kirana. Rayhan mengangkat ujung bibirnya, tak menghiraukan ucapan gadis itu.

"Han, nanti ada orang yang bakal ngalahin psikopat kayak kamu." Ujar gadis itu.

"Siapa?" Tanya Rayhan heran.

"Ada deh, kepo banget." Balas Kirana dengan senyum yang masih melekat di wajah gadis itu.

"Aku belum tentu psikopat, Ran. Jangan suka mendiagnosa sesuatu, kamu bukan dokter." Ujar Rayhan, sementara yang diberitahu malah senyum-senyum tidak jelas. Tidak terlalu menghiraukannya.

Motor Rayhan masuk ke dalam gerbang sekolah dan berhenti di tempat parkir. Kirana turun dari motor dan merasakan ponselnya bergetar.

Kirana membuka ponselnya dan menerima sebuah chat, dari Adit.

Pagi. Good mood, good day:))

Kirana tersenyum geli. Ia merasa orang yang di mimpinya ialah Adit. Gadis itu cepat-cepat menyembunyikan ponselnya sebelum Rayhan melihat.

"Sebelum ditutup juga udah liat." Celetuk Rayhan dari belakang. Rayhan melihat suasana parkiran yang sepi, kemudian ia menggenggam tangan Kirana kuat-kuat.

"Aww.." Rintih gadis itu. Sepertinya ia membuat suatu kesalahan. Ia lupa akan sikap psycho Rayhan.

Rayhan menarik gadis itu dan menyudutkannya ke sebuah dinding di sudut parkiran tepatnya dibelakang sebuah ruangan dimana orang-orang tidak dapat melihat mereka.

"Ran, gue rasa gue udah cukup bersabar sama lo, tapi lo gak pernah menghargai usaha gue." Ujar Rayhan. Kirana menyadari bahwa saat ini yang ia hadapi bukan Rayhan biasa tapi sisi lainnya. Terlihat jelas dari panggilan lo-gue yang dilontarkannya.

"Han, please. Ini sekolah." Ucap Kirana.

"Gak ada yang bisa liat kita, Ran." Bisik Rayhan. "Coba aja teriak, gue dengan senang hati membekap mulut lo yang sexy ini."

The Endless MomentWhere stories live. Discover now