Bab 21 : Iblis Posesif (1)

248 15 0
                                    

Hubungan Rayhan dan Rio membaik, semenjak Rio membuktikan ucapannya. Keduanya sudah kembali bersahabat dan bersama menjadi seorang kekasih yang posesif serta protektif bagi pasangan masing-masing.

Ujian Negara sudah di depan mata. Tentunya, Kirana harus selalu menyemangati Rayhan agar lelaki itu memberikan yang terbaik.

Mama Rayhan berterima kasih kepada Kirana. Berkat Kirana, kondisi Rayhan lebih baik daripada sebelumnya. Laki-laki itu juga memutuskan untuk melanjutkan kuliah di kota ini, sehingga ia tak harus dibawa ke London oleh Papanya.

Iya, Rayhan berhasil lolos SNMPTN di universitas ternama di kota mereka. Alasannya tak lain dan tak bukan, agar dapat bertemu dan mengawasi Kirana setiap harinya.

Untuk pertama kali, Rayhan memposting foto di media sosialnya. Tentu untuk keperluan kuliahnya, dimana mahasiswa baru dipinta untuk memposting foto dengan twibbon atau bingkai yang telah disediakan pihak Universitas.

Postingan Rayhan menjadi pembicaraan terhangat di sekolahnya, jelas saja. Pertama, lelaki itu sebelumnya tak pernah memposting foto dirinya. Kedua, foto yang diposting tidak sendiri melainkan dengan seorang perempuan yang tak lain dan tak bukan adalah Kirana.

Banyak orang yang meninggalkan komentar. Setahu mereka, Kirana dan Rayhan tidak memiliki hubungan khusus melainkan hanya dekat tapi setelah foto itu beredar banyak perempuan yang patah hati.

Mutia123 Udah sold out :(
Riovnk09 Apaan nih? Pengumuman? @Ryhntrc
Laeismyname Sejak kapan(?)
Gheayou Gak gue restuin sama adek gue_-
Opindw18 Gue kira si Kirana pacar lo, Pan :v @Irfands
Vinkaio09 Tag dong, Kak si @Kiranaavw
Vinkaio09 @Riovnk09 bantuin suruh si Kak Rayhan tag si Ran
Andinaja Skincare pemutih kulitnya kak:)
Windanotwindi @Jessyop23 calon suami gue direbut T_T
Jessyop23 Sabar, udah berhenti ngimpi:)
Vinkaio09 @Kiranaavw muncul dugong~
Riovnk09 Oii @Ryhntrc tag si Kirana @Kiranaavw
Kiranaavw Apa nih? @Vinkaio09
Vinkaio09 Oiii para cewe, yang punya muncul. Minggir lo pada (ノ`Д´)ノ彡┻━┻
Upinabangipin Cantik cewe nya <3

Rayhan sedang menggulir layar ponselnya membaca komentar satu persatu, ketika Kirana mengiriminya chat.

Mine : Gue kenyang makan sumpah__-
Mine : Itu apa coba maksudnya pake acara posting foto yang ada aku.
Rayhan  : Bahasanya yang bener dikit.
Mine : Iya, sorry. Jawab yang diatas.
Rayhan  : Biar orang tau, you're Rayhan's.
Mine : Jahat, gak biarin aku menikmati kebahagiaan di masa SMA.
Rayhan  : Cukup aku yang buat kamu bahagia.
Mine : Basi🙄

Kirana berdecak kesal melihat sikap Rayhan yang semakin menjadi dan terlalu posesif. Sepertinya hidupnya tidak akan tenang selamanya.

∆∆∆

Kini, Kirana sekarang duduk dikelas dua belas. Hidupnya sedikit lebih bebas walaupun gadis itu tahu bahwa Vinka akan senantiasa melaporkan aktivitasnya kepada Rayhan.

Meski begitu, setidaknya, tidak perlu ada tatapan tajam selama proses belajar mengajar. Hanya ada dirinya dan dunianya yang baru tanpa Rayhan.

Sebenarnya tidak ada yang berubah, Rayhan masih terus mengantar-jemput Kirana walau terkadang remaja itu harus pulang sendiri karena Rayhan yang terdapat mata kuliah siang.

Begitupun dengan Vinka masih setia bersama Rio. Ia juga setiap harinya menunggu jemputan Rio.

Pagi itu, Rayhan menunggu di tempat biasa dengan pakaian yang rapi. Kirana terlambat dua menit yang membuat laki-laki itu mengerucutkan bibirnya.

Kirana tiba dengan wajah lesu karena hari itu akan ada ulangan harian matematika.

"Enam lewat tujuh." Sindir Rayhan tapi tak dihiraukan gadis itu. Ia menyentuh dahi Kirana dengan telunjuknya. "Kamu yang telat tapi kamu yang lesu. Kenapa?"

Kali ini Kirana yang mengerucutkan bibir. "Ulangan matematika." Balas gadis itu yang membuat Rayhan mengangkat salah satu ujung bibirnya dengan kesan meremehkan.

"Belajar, Sayang." Ucap laki-laki itu dengan lembut. Ia menyodorkan helm kepada Kirana. Gadis itu naik ke atas motor yang kini sudah melaju ke jalan raya.

Kirana berpegangan pada jaket laki-laki itu. "Kak Ray, gimana kalo aku nanti gak bisa masuk universitas yang sama kayak Kakak?" Tanya Kirana.

Rayhan melirik wajah gadis itu yang ditekuk melalui kaca spion. "Denger ya, aku bisa ajarin kamu. Lagian kalau emang gak bisa ya udah yang penting usaha dulu." Kata Rayhan. "Oh ya, Ran. Nanti aku gak bisa jemput. Hari ini full mata kuliahnya sampe jam tiga, takutnya kamu lama nunggu."

Kirana mengangkat salah satu ujung bibirnya, tanpa ia menyadari bahwa Rayhan meliriknya sedari tadi. "Ya udah, gak papa jangan dipaksa."

Rayhan menaikkan salah satu alisnya. "Kamu senyum kenapa? Sesuka itu gak dijemput? Kamu ada hubungan sama siapa?" Rayhan menghujani Kirana dengan pertanyaan.

Kirana memutar matanya tak mempedulikan ucapan Rayhan yang akhir-akhir ini semakin sering menginterogasi dirinya. Padahal kan mereka tidak memiliki hubungan apapun. Catat itu.

Motor Rayhan berhenti di depan gerbang sekolahnya beberapa bulan yang lalu dan Kirana melepaskan helm dari kepalanya kemudian turun dari motor dimana bersamaan dengan seorang laki-laki yang tak lain ialah juniornya di ekskul menyapa.

Laki-laki itu melambaikan tangannya ke arah Kirana. "Kak Kirana!" Sapanya, Kirana berdecih dalam hati. Kenapa juniornya itu harus menyapa disaat yang tidak tepat. Rayhan masih disitu.

Kirana membalas dengan senyuman kecut. Diliriknya Rayhan yang kini menatap laki-laki itu tajam, tatapannya itu seolah ingin mencabik dan menelannya bulat-bulat. Membuat laki-laki itu yang tadinya tersenyum menjadi menunduk dan berjalan meninggalkan mereka berdua.

Rayhan menarik lengan Kirana. "Banyak yang begitu?" Tanya Rayhan dengan raut wajah serius. Sungguh, Kirana tidak tahan jika setiap harinya harus dihujani dengan pertanyaan yang bahkan apabila dijawab tidak akan dipercayai oleh laki-laki itu.

Kirana memutar tubuhnya menghadap Rayhan. "Dia cuma junior, udah? Atau masih gak percaya?" Ujar Kirana yang mulai kesal. "Jangan ngajak berantem deh."

"Apa junior harus seramah itu? Bahkan yang cewek aja gak sampe segitunya sama kamu." Balas Rayhan sengit.

Kirana menghela nafas dan melepaskan tangan Rayhan dari lengannya sebelum kemudian berbalik. "Iya, dia pacar gue. Banyak, ada yang senin, selasa bahkan sampe minggu." Ucap Kirana ketus. Ia lelah dengan sikap laki-laki itu yang berlebihan. "Lagian lo siapanya gue? Pacar juga bukan, siapa-siapa bukan." Gadis itu melangkah meninggalkan Rayhan dan tak menghiraukan panggilannya.

"Ran..." Panggil Rayhan tapi gadis itu tetap melangkah dan tidak berbalik. "Ran!!....Kirana!!" Seru laki-laki itu yang kemudian memukul motornya bagian depan karena tidak dihiraukan.

Ponsel Kirana berdering. Ia menghentikan langkah untuk membuka layar ponselnya dan menemukan nama Rayhan. Ia enggan menjawab tapi jarinya malah menekan tombol hijau yang berarti menjawab.

"Ran, berbalik atau aku bakal-"

"Bakal apa? Bakal apa, Kak?" Ujar Kirana, "Capek tau gak sih, dituduh terus."

"Sorry, Sayang. Aku cuma cemburu."

"Basi."

"Ran, please. Lihat aku."

Kirana tidak berbalik sedikitpun melainkan terus berjalan. "Aku mau belajar. Hari ini ujian." Gadis itu mematikan ponselnya.

"Dasar Iblis." Maki Kirana di dalam hati.

Rahang laki-laki itu mengeras, ia menyimpan ponselnya dan mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Ia hampir saja menabrak seorang siswi yang baru turun dari motor.

"Lo gak bisa lari dari gue, Kirana. Gue gak akan melepaskan lo." Janji Rayhan yang pasti akan ia tepati.

The Endless MomentWhere stories live. Discover now