Bab 5 : Toko Buku

390 20 0
                                    

Sudah seminggu berlalu, tak ada kelanjutan soal Dit karena Aditya Mulawarman yang mereka cari kemarin sudah hampir dua minggu belum kembali ke sekolah.

Nilai makalah sudah keluar, Kirana mendapatkan nilai sempurna dibandingkan dengan anak-anak kelas lainnya. Makalahnya sangat terperinci dan tidak membosankan. A+, sungguh sulit mendapatkan nilai tersebut dari seorang guru yang terkenal akan dengan nilai pas-pasan.

Kirana teringat akan janjinya kepada Rayhan tapi ia sengaja melupakannya dengan alasan enggan bertemu laki-laki itu. Tentunya, hal itu tidak berlaku untuk Rayhan dengan segala koneksi sumber informasi.

Ia mendengar bahwa Kirana mendapat nilai sempurna dari pembicaraan murid yang mengobrol di sepanjang koridor.

Rayhan berjalan menyusuri koridor dan kebetulan berpapasan dengan Kirana dan Vinka.

Kirana melihat dari jauh tapi ia lebih memilih untuk menunduk karena teringat akan janjinya yang sebenarnya enggan untuk diingkarinya.

Rayhan menyengir ketika melirik Kirana, ia berbasa-basi, "Eh, gimana hasil makalah kalian?" Tanya Rayhan.

"Dapet A-, Kak." Jawab Vinka.

"Kirana?" Tanya Rayhan.

"A." Jawab Kirana singkat.

Vinka menyenggol lengan Kirana, "Alahh, malu dia Kak. Dapet sempurna gitu, A+. Belajar dari Kakak kan?"

Rayhan tersenyum dan mengangguk.

"Wih, harusnya gue juga belajar dari Kakak, tapi yaudahlah ya." Celoteh Vinka. "Kita duluan, Kak." Vinka melangkah ke depan.

Rayhan melangkah ke arah Kirana dan membisikkan sesuatu, "Your promise?"

Kirana menghela nafas dalam-dalam, ia menoleh ke arah Rayhan. "Fine, entar bilang aja ke gue." Lalu, ia berjalan menyusul Vinka.

Sepulang sekolah, Kirana menemui Rayhan. Ia tak enak hati karena telah berusaha menyembunyikan kebenaran.

"Kak Ray." Panggil Kirana.

"Belum pulang?" Tanya Rayhan.

Kirana menggeleng, "Sorry ya, Kak. Gue sempet nutup-nutupin, sebut deh Kak apapun itu bakal aku kabulin."

Rayhan mengangkat salah satu ujung bibirnya, "Weekend, lo ada waktu?"

Kirana memeriksa kalender, "Hmmm.. Kosong. Ada, Kak." Rayhan menyodorkan ponselnya. "Apa?" Tanya Kirana heran.

"Nomor ponsel lo atau akun sosmed?" Ujar Rayhan. Kirana mengetikkan nomor ponselnya. "Waktu dan tempat ketemuan entar gue kabarin lagi." Kirana hanya mengangguk

Pagi itu Kirana bangun dan langsung duduk di pinggir kasur untuk mengumpulkan mood.

Ponsel Kirana berdering, sebuah chat masuk.

Jam 10, di depan toko buku di jalan Jenderal Sudirman.

Kirana memutar matanya, ketika melihat kata toko buku. Ia melihat jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 05:12.

"Hoaammm..." Mulut Kirana terbuka membentuk terowongan. Ia bangkit dan melakukan rutinitas pagi seperti biasa. Kemudian kembali tidur.

Pagi hari yang cerah disertai kicauan burung, menyambut akhir pekan Kirana setelah ditumpukkan dengan tugas-tugas.

Kirana kembali terbangun ketika Ibunya mengetuk pintu untuk membangunkannya. Kirana menatap langit-langit kamarnya dengan kelopak mata setengah terbuka.

The Endless MomentWhere stories live. Discover now