Bab 6 : Hujan

336 18 1
                                    


Setelah membayar, mereka hendak keluar tetapi diluar hujan lebat.

"Rumah lo dimana?" Tanya Rayhan.

"Lumayan jauh sih, Kak. Sekitar sepuluh menitan kalo naik motor, kalo mau duluan boleh kok." Jawab Kirana.

Tidak mungkin jika laki-laki itu meninggalkan seorang gadis sendirian disini, ya, mungkin tidak sendiri. Ada banyak orang yang masih mencari buku atau menunggu hujan reda juga tapi tetap saja Kirana tidak mengenal siapapun selain, Rayhan.

"Gue tungguin." Ujar Rayhan.

Kirana melirik laki-laki yang berdiri disampingnya ini. Nggak salah dia nungguin gue?, pikir gadis itu. "Kalo mau duluan gak papa kok, Kak. Gue habis ini mau cari makan juga."

"Hujan." Jawab Rayhan singkat.

Tak terasa mereka sudah hampir dua jam berada di toko buku ini. Kirana dan Rayhan tentunya tak lupa untuk melaksanakan sholat di toko itu setelah bertanya dengan petugas disitu dan kembali lagi tapi hujan masih cukup deras.

Rayhan melihat jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 12:45, ia bingung harus bagaimana dan tak mungkin dirinya meninggalkan Kirana sendirian. Tapi, rasa bosan terus menghampiri dirinya.

"Kirana." Panggil Rayhan.

Kirana menoleh, "Panggil Ran aja, Kak."

"Terserah. Lo mau pulang?" Tanya Rayhan.

Kirana menggeleng, ia belum mau pulang karena ia akan kembali merasakan kesepian semenjak Mbaknya menikah. "Gue disini aja deh, Kak. Bosen di rumah."

"Gue mau pulang ke rumah, lo mau ikut?" Ajak Rayhan.

Gue kan bukan siapa-siapa, Rayhan. Entar dikira orang tua nya gue pacarnya lagi. Batin Kirana.

"Lo gak usah mikir macem-macem, dirumah gue sepi." Jawab Rayhan, yang membuat pupil mata gadis itu membesar, "Ada Bibi, daripada lo disini semakin bosen kan nungguin hujan reda."

Kirana memikirkan hal ini, ia enggan pulang ke rumah dan kalau ia ke rumah Rayhan, sekalian ia bisa meminjam koleksi buku Rayhan tentunya dalam jumlah yang banyak.

"Oke." Jawab Kirana. "Jauh gak, Kak?" Ia takut akan melewati sekitar rumahnya.

"Gak, deket kok. Cuma lima menit kalo naik motor." Balas Rayhan.

Mereka berjalan menuju parkiran, diluar memang hujan tidak selebat tadi tapi tetap saja, yang jatuh masih tetesan air bukan kapas.

"Gue gak bawa mobil, daripada entar lo sakit nih pake." Ucap Rayhan menyerahkan jaketnya kepada Kirana.

"Lo, Kak?" Tanya Kirana.

"Udah, itu kan rumah gue. Entar gue langsung mandi aja dirumah, kalo lo kan gak bisa." Jelas Rayhan.

Kirana menyetujuinya. Ia menutupi kepala dan tubuhnya dengan jaket itu. Kirana tak bisa melihat dengan jelas dimana rumah Rayhan karena tertutup jaket, ia hanya melihat trotoar dari samping.

Tak lama, motor itu berhenti di sebuah rumah yang tak cukup besar tapi halamannya cukup luas.

Seorang wanita paruh baya membuka pintu rumah dan menutup pintu pagar.

Rayhan mengajak Kirana masuk. Kirana duduk di sebuah sofa di ruangan yang seperti ruang keluarga.

Rayhan naik ke atas untuk mandi dan berganti pakaian. Lalu, Kirana dihampiri oleh wanita tadi.

The Endless MomentWhere stories live. Discover now